Suhartini Ngadu ke Sandi, Anaknya Tak Masuk SLB karena Minim Biaya

5 Desember 2017 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suhartini (38) Mengadu ke Sandiaga (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suhartini (38) Mengadu ke Sandiaga (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sudah hampir 1,5 jam Suhartini (38) menunggu di pendopo Balai Kota, Jakarta, sambil membawa foto anaknya yang laki-laki. Sambil menenteng ransel yang digantungkan di depan badannya, ia berharap dapat menemui Gubernur atau Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk mengadu.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 08.40 WIB, mobil Sandiaga masuk ke halaman Balai Kota. Suhartini dengan sabar menunggu antrean bersama warga lainnya yang ingin mengadu ke Sandi.
Beberapa saat setelahnya, Suhartini maju dan langsung menyodorkan foto Muhammad Ridho (8), anak keduanya yang berkebutuhan khusus. Dia meminta kepada Sandi agar mencarikan sekolah bagi anaknya tersebut.
"Anak saya Pak, namanya Ridho. Dia pintar Pak, tapi enggak dapat sekolah," kata Suhartini kepada Sandi.
Sandi sejenak melihat foto Ridho dan menanyakan permasalahan yang sedang dihadapi ibu dengan 3 anak tersebut. Suhartini pun bercerita bahwa ia kesulitan mencarikan sekolah, khususnya Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk anaknya yang berkebutuhan khusus karena keterbatasan biaya.
Tahun lalu, ia sudah mencoba SLB negeri yang disediakan pemerintah, namun Ridho tidak berhasil masuk.
ADVERTISEMENT
"Saya coba di Tugu Tani SLB swasta itu saya kepentok sama biaya. Saya sudah pernah juga di UNJ minta konfirmasi. Kan Rp 500 ribu per paketannya, saya minta dispensasi dong, minta Rp 200 ribu. Kata dia tunggu konfirmasi, tapi enggak dikonfirmasi lagi, berarti enggak diterimalah," cerita Suhartini.
Sebagai seorang ibu, Suhartini merasa anaknya berhak mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak lainnya. Ia berharap Sandi bisa memperhatikan nasib anaknya agar segera mendapatkan sekolah.
Sandi kemudian mengarahkan Suhartini ke salah satu meja pengaduan di Pendopo Balai Kota yang mengurusi perihal pendidikan. Sandi yang memegang foto Ridho kemudian menanyakan hobi yang digelutinya.
"Itu anak Ibu hobi yang digelutinya apa?" tanya Sandi.
ADVERTISEMENT
"Dia suka berenang Pak, suka banget. Paling saya suka bawa ke gelanggang, murah kan, terjangkau sama saya. Dia juga senang banget marching band," jawab Suhartini antusias.
Sandi kemudian tersenyum dan berharap hobi Ridho tetap bisa dilanjutkan hingga bisa menjadi orang sukses.
Suhartini (38) Mengadu ke Sandiaga (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suhartini (38) Mengadu ke Sandiaga (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Kepada kumparan (kumparan.com), Suhartini bercerita ia sehari-hari hanya di rumah sambil merawat Ridho dan dua anaknya yang berusia 12 dan 6 tahun. Sedangkan suaminya bekerja sebagai pedagang sayur. Mereka tinggal di daerah Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Ridho sendiri tidak bisa berbicara dengan lancar sehingga hanya mengandalkan gerakan tubuh. "(Berinteraksinya) Dengan gerak tubuh. Bahasa isyarat dia juga belum ngerti," ucap Suhartini.
Suhartini telah mengajukan berkas-berkas untuk segera ditindaklanjuti oleh bagian Dinas Pendidikan di Balai Kota Jakarta. Berkas yang diajukan antara lain surat pernyataan diri sebagai orang tua Ridho, surat pengajuan permintaan dicarikan sekolah, KTP, Kartu Keluarga dan beberapa lainnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti katanya diajuin sekolah mana yang diinginkan. Pengin dilihat juga yang peminatnya dikit, biar dapat gitu. Yang penting dia (mendapatkan) pendidikan," ucapnya.