Ki Hadjar Dewantara. Tokoh pergerakan nasional pendiri sekolah Taman Siswa dan partai politik pertama di Hindia Belanda ini mungkin lebih bertanggung jawab dari siapa pun juga atas dipilihnya burung Garuda sebagai inspirasi lambang negara.
“Saya membuat sketsa berdasarkan masukan Ki Hadjar Dewantara dengan figur Garuda dalam mitologi yang dikumpulkan beliau dari candi-candi di Pulau Jawa,” tulis Sultan Hamid II, perancang lambang negara kita, dalam suratnya kepada penulis biografi Solichin Salam pada 15 April 1967.
Pada masa pemerintahan Airlangga di abad ke-11, menurut Ki Hadjar, lambang kerajaan adalah Garudamukha yang sering kali digambarkan di bagian atas prasasti batu. Garuda di sini mengacu kepada kendaraan Dewa Wisnu, suatu gambaran ketangkasan dan keganasan untuk mempertahankan kehidupan dari segala bentuk kejahatan. Arkeolog Ninie Susanti dalam bukunya Airlangga Raja Pembaru Jawa (2010) mengaitkan lambang pilihan Airlangga itu dengan “cita-citanya menyatukan kerajaan yang terpecah-pecah”.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814