kumplus- Opini JJ Rizal- Candi Borobudur

Kebudayaan Keraton dan Bangunan Monumental

JJ Rizal
Sejarawan. Pengelola penerbit Komunitas Bambu.
27 Januari 2022 9:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sajak kesohor Bertolt Brecht, “Fragen eines lesenden Arbeiters” atau Pertanyaan Buruh yang Membaca, terus menggema di kepala saya ketika Presiden Jokowi berkukuh melaksanakan pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. “Mimpi kita harus tinggi. The Best on Earth. The Most…,” katanya, menggugah semangat pembangunan ibu kota terhebat seantero jagat dan paling jempolan bin jempolan.
Sampai di sini, menyeruak pertanyaan Brecht di dalam sajak itu: “Setiap masa muncul orang besar. Ongkosnya siapa yang membayar?”
Pertanyaan itu patut direnungkan, mengingat keinginan kuat presiden membangun ibu kota negara baru dengan ongkos hampir Rp500 triliun itu diungkapkan justru pada saat negara tengah defisit, bahkan terbesar sejak 20 tahun terakhir. Di saat yang sama, kita sedang resesi pula; Badan Pusat Statistik (BPS) bilang pertumbuhan ekonomi minus 0,74 persen. Semua mengental dan tak bisa ditawar lagi setelah presiden menyematkan Nusantara jadi nama ibu kota itu di awal 2022 kemarin.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten