Biaya Tinggi di Balik Kisah Wanita Muslim Pertama yang ke Antariksa

21 Agustus 2017 10:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
ADVERTISEMENT
Anousheh Ansari menjadi perempuan Muslim pertama yang melakukan penerbangan luar angkasa. Pencapaian yang diraih pada 18 September 2006 silam ini punya cerita menarik, karena ternyata Ansari bukan berprofesi sebagai astronaut, dan untuk mencapai mimpi untuk pergi ke antariksa, dia rela mengeluarkan banyak uang untuk mendanai sendiri perjalanannya. Modal penerbangan luar angkasa Ansari berasal dari bisnis yang sudah ia jalankan bersama suaminya sejak menjadi pengusaha pada 1993 lalu. Perusahaan pertama yang ia dirikan adalah Telecom Technologies, yang kemudian ia jual untuk merger dengan Sonus Networks pada 2001 dalam kesepakatan bernilai 750 juta dolar AS. Pada 2002, Ansari, melalui X Prize Foundation yang dikelola keluarganya, menyumbang 10 juta dolar AS untuk memulai wahana antariksa swasta pertama di kompetisi Ansari X Prize. Ketika perancang pesawat Burt Rutan memenangkan Ansari X Prize di 2004, inilah saatnya memulai pengembangan wisata luar angkasa, dengan harapan Ansari bisa duduk menjadi salah satu turisnya. Karena belum ada satupun pihak yang membangun pesawat luar angkasa yang bisa mengangkut penumpang, Ansari memutuskan untuk menghabiskan sekitar 20 juta dolar untuk membeli paket perjalanan luar angkasa melalui Space Adventures untuk memenuhi impiannya menjadi 'astronaut sementara.'
ADVERTISEMENT
Ansari tidak langsung mendapatkan jadwal penerbangan. Ia terlebih dahulu harus menjalani persiapan selama enam bulan di Star City, Rusia, sejak Februari 2006. Kala itu status Ansari adalah cadangan untuk Daisuke Enomoto (Dice-K), pebisnis asal Jepang yang juga calon turis luar angkasa seperti Ansari.
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari. (Foto: Windows on Earth)
Persiapan selama enam bulan ini meliputi latihan di dalam kelas, simulasi, gravitasi nol, dan teknik bertahan hidup - pelatihan yang serupa diterima oleh calon astronaut. "Saya mendapatkan pelatihan yang sama seperti yang diterima para astronaut. Tapi, latihan saya dalam tingkat 'pengguna', sementara mereka menjalani latihan sekitar dua tahun dengan lebih mendalam di tingkat perbaikan sistem. Namun, saya tetap mengambil peran aktif sebagai kru," kata Ansari. Pada Agustus 2006, impian Ansari untuk terbang ke luar angkasa menjadi kenyataan, setelah dirinya dipilih menjadi salah satu kru Soyuz TMA-9, menggantikan Dice-K yang gagal karena masalah medis. Ansari bakal ikut ambil bagian Ekspedisi 14 bersama dua anggota lainnya: Komandan Michael Lopez-Alegria dan teknisi penerbangan Mikhail Tyurin.
Anousheh Ansari di pesawat luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
zoom-in-whitePerbesar
Anousheh Ansari di pesawat luar angkasa. (Foto: Windows on Earth)
Misi dari perjalanan ini adalah membantu tim ekspedisi 13 Komandan Pavel Vingradov dan Ilmuwan NASA Jeff Williams yang telah menjalankan misi selama enam bulan di ISS. "Perjalanan itu memakan waktu dua hari ke International Space Station, kemudian kami menghabiskan waktu delapan hari di sana sebelum kembali ke Bumi bersama Vinogradov dan Williams. Perjalanan kembali ke Bumi sendiri memakan waktu sekitar empat jam," aku Ansari. Ekspedisi ini yang kemudian menjadikan Ansari sebagai perempuan sekaligus Muslim pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. Dia berkata perjalanan ke luar angkasa membuat candu dan ada ambisi untuk kembali ke sana.
ADVERTISEMENT