Google dan Facebook Seharusnya Bergerak Tangkal Penyebaran Hoax

10 April 2017 9:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi hoax (Foto: Thinkstock)
Berita hoax kini menjadi salah satu musuh besar di dunia internet global. Bahaya konten-konten yang menjerumuskan ini membuat gerah masyarakat internet itu sendiri. Berita hoax dapat menjadi asal muasal perpecahan, menimbulkan kebingungan, mengarahkan pandangan seseorang ke arah yang tak benar, dan mengaburkan kebenaran itu sendiri. Kondisi dunia maya dengan adanya kebohongan-kebohongan ini memang memprihatinkan. Konten-kontennya pun tidak hanya berfokus pada bidang politik, melainkan berbagai hal yang dapat membuat resah masyarakat. Misalnya yang terjadi baru-baru ini di Indonesia adalah kasus tewasnya seorang pria di Pontianak, Kalimantan, akibat dikeroyok warga yang menuduh dia adalah penculik anak untuk dijual organ tubuhnya. Usut diusut, pria tersebut bukanlah penculik! Tragis. Berita hoax seputar kasus penculikan memang sudah tersebar akhir-akhir ini di Pontianak, yang akhirnya malah menelan korban tak bersalah. Baca juga: Berita Hoax Penculikan Memakan Korban: Pria Paruh Baya Tewas di Kalbar Kejadian ini menunjukkan bagaimana warga Indonesia masih begitu mudah terpengaruh oleh berita palsu. Pemerintah sendiri memang sudah menggaungkan literasi masyarakat seputar berita hoax, tapi hal itu takkan mudah dilakukan. Perusahaan-perusahaan internet populer dan bisa dibilang menguasai aktivitas dunia maya, seperti Google dan Facebook, menjadi pihak yang sangat berpengaruh terhadap persebaran berita hoax. Sebagai platform mesin pencari yang paling sering digunakan masyarakat, Google seharusnya mampu menahan laju berita hoax dalam hasil pencariannya. Siapa sekarang yang tak menggunakan mesin pencari Google? Untuk perangkat ponsel saja kebanyakan warga Indonesia saat ini menggunakan ponsel dengan sistem operasi buatan Google, yaitu Android. Sementara Facebook adalah situs jejaring sosial terpopuler di dunia, yang nyatanya juga digunakan sebagai media penyebar hoax oleh para pengguna yang tak bertanggungjawab. Banyak pengguna yang memanfaatkan fitur share untuk membagikan tautan berisi artikel hoax atau foto yang kebenarannya masih dipertanyakan. Baca juga: Infografis: Hoax Musuh Kita Bersama Sayangnya, baik Google maupun Facebook belum bertindak secara aktif dalam memerangi berita hoax. Mereka masih mengandalkan laporan-laporan warga terkait hal ini, belum ada algoritma yang khusus memberantas tersebarnya berita hoax di platform mereka. Padahal Google dan Facebook memiliki peran vital dalam penyebaran berita hoax di dunia maya. Menurut data yang dikeluarkan Facebook, jumlah pengguna aktif di platform media sosial tersebut per Desember 2016 per harinya mencapai 1,23 miliar! Angka ini sangat tinggi dan tak aneh melihat pengaruhnya yang besar terhadap penyebaran berita hoax saat ini. Hingga sekarang, Google dan Facebook memang belum menunjukkan sikap nyatanya terhadap masalah berita palsu yang membuat pengalaman berselancar masyarakat masih beresiko. Tapi belum diketahui apakah mereka sedang menyiapkan suatu algoritma baru terkait masalah ini atau tidak. Semoga saja Google dan Facebook sadar jika berita hoax adalah masalah serius yang menggerogoti kebenaran di kehidupan bermasyarakat. Hoax harus ditumpas. Hoax harus dihentikan. Baca juga: Media Sosial Jadi Saluran Favorit Sebar Hoax
ADVERTISEMENT