GoPay Mulai Saingi Uang Elektronik Mandiri dan BCA

23 Januari 2017 11:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasukan pengemudi ojek online GO-JEK. (Foto: www.instagram.com/gojekindonesia/)
Layanan uang elektronik GoPay mulai banyak dipakai oleh pengguna Gojek sejak perusahaan itu memberi promo potongan harga 50 persen. Fitur yang saat ini hanya berlaku di layanan Gojek, dinilai mulai menyaingi alat pembayaran digital lain milik Mandiri, BCA, dan Telkomsel.
ADVERTISEMENT
Menurut riset lembaga survei JakPat pada Desember 2016 lalu, persentase penggunaan GoPay di Indonesia telah mencapai 27,1 persen, berada diurutan keempat setelah Mandiri e-Money (43,8 persen), BCA Flazz (39,1 persen), dan Telkomsel T-Cash (29,1 persen).
Peringkat kelima dan keenam ditempati oleh Rekening Ponsel CIMB Niaga dan Line Pay yang masing-masing menguasai 15,6 persen.
GoPay memiliki daya tarik dibandingkan layanan uang digital lain, karena menurut riset JakPat, para pengguna GoPay memakainya untuk membayar layanan transportasi GoRide atau GoCar, juga layanan lain seperti kurir instan GoSend, pesan makanan GoFood, dan belanja GoMart.
GoPay sendiri diperkenalkan Gojek pada April 2016 yang menggantikan layanan Gojek Credit. Pengguna dapat mengisi saldo GoPay dengan tiga metode pilihan: ATM, mobile banking, dan internet banking.
ADVERTISEMENT
CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan kepada Bloomberg bahwa GoPay kini banyak digunakan oleh lebih dari setengah pengguna mereka. Perusahaan cukup agresif meningkatkan penggunaan GoPay dengan memberi potongan harga.
Go-Jek tidak sendirian dalam memanfaatkan metode pembayaran digital dalam bisnis mobil dan motor panggilan. Salah satu kompetitornya, GrabBike, juga mulai menggenjot penggunaan GrabPay yang bisa diisi ulang saldonya dengan ATM, Internet banking, sampai isi ulang lewat minimarket. GrabPay juga memungkinkan pengguna memasukkan data kartu kredit sehingga tak perlu lagi isi saldo.
Dalam riset JakPat bertajuk The Future of Digital Cash, lembaga itu melakukan survei terhadap pengguna Internet mobile yang melakukan pembayaran tunai dalam bentuk digital. Riset ini melibatkan 698 responden berusia 20 sampai 45 tahun.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dalam riset ini ditemukan ada 46,7 persen responden yang melakukan transaksi digital untuk membayar transportasi seperti taksi atau bus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 42 persen untuk transaksi e-commerse dan 31,8 persen untuk isi ulang pulsa atau kuota Internet ponsel.