Usai Ditemui Pavel Durov, Kominfo Akan Buka Blokir Telegram Pekan Ini

1 Agustus 2017 15:48 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Telegram Pavel Durov dan Menkominfo Rudiantara (Foto: Kemkominfo)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Telegram Pavel Durov dan Menkominfo Rudiantara (Foto: Kemkominfo)
ADVERTISEMENT
CEO sekaligus pendiri Telegram, Pavel Durov, bertemu langsung dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada hari ini, Selasa (1/8), di kantor Kemkominfo, Jakarta. Pertemuan itu dilakukan untuk membahas layanan Telegram di Indonesia, yang tengah bermasalah saat ini. Hasilnya, Kemkominfo menyatakan layanan Telegram bisa dibuka kembali pekan ini jika semua peraturan dari pemerintah sudah diikuti aplikasi pesan instan asal Rusia tersebut. "Peraturan dari kami, jika semua sesuai dengan rencana maka pekan ini bisa (dibuka kembali layanannya). Tunggu hari baiknya," ujar Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, dalam jumpa pers di kantor Kemkominfo selepas pertemuan dengan Durov. Kemkominfo telah meminta Telegram untuk menetapkan SOP (Standard Operating Procedure) yang sama dengan platform lain di Indonesia. "Kita minta bangun komunikasi langsung, makanya kami minta dibuka channel khusus. Dunia digital itu viral cepat, makanya kami ingin segera mempercepat menangani isu," tegas Semuel. Durov mengaku bisa mengikuti permintaan itu dan siap membuka channel komunikasi yang memungkinkan pemerintah untuk melapor langsung kepada pihak Telegram. "Saya pikir masalah besar di sini adalah propaganda di channel publik (aplikasi). ISIS bisa merekrut anggota di sana. Yang kami ubah adalah mempercepat proses pelaporan (dari pemerintah)," ujar Durov.
Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat ini, layanan web Telegram memang masih diblokir di Indonesia sejak 14 Juli 2017 lalu akibat konten negatif di dalamnya, terutama terorisme. Dari laporan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemkominfo, total ada 17 aksi teror di Tanah Air yang menggunakan Telegram sebagai saluran komunikasi para teroris. Tapi melihat pertemuan ini, maka kemungkinan besar layanan web Telegram akan kembali dibuka dalam waktu dekat. "Secepatnya (dibuka). Yang teknis harus selesai dulu, kalau sudah selesai ya di-takedown blokirnya. Ini kepentingan bersama Kemkominfo dan Telegram. Harus membuat sistem yang melindungi masyarakat," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di tempat yang sama. Durov diketahui tiba di Jakarta siang ini. Ia sempat makan siang bersama Rudiantara di sebuah restoran, dengan suguhan makanan lokal seperti bakwan jagung, gurame goreng, sayur genjer, dan udang sambal.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 14.00 mereka tiba di Kemkominfo untuk berdiskusi soal masa depan aplikasi Telegram di Indonesia, dan Durov menyempatkan diri bertukar pikiran dengan pemerintah Indonesia untuk memberantas propaganda ISIS di Telegram dengan cara yang lebih efisien.