news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Konsumsi Berita lewat Aplikasi Pesan Instan Tumbuh Signifikan

13 Juli 2017 11:20 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membaca pesan di ponsel. (Foto: StockSnap via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca pesan di ponsel. (Foto: StockSnap via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan instan adalah solusi murah nan cepat yang dipakai manusia di ponsel untuk menggantikan SMS yang tidak real-time dan berbiaya tinggi. Aplikasi pesan kemudian berkembang menjadi tempat diskusi, koordinasi, dan menurut penelitian terbaru, WhatsApp dan sejenisnya bisa menjadi wadah baru bagi seseorang untuk menemukan dan mendiskusikan berita. Tren ini telah melonjak secara signifikan dan ditunjukkan di beberapa pasar, menurut penelitian Digital News Report bertajuk Overview and Key Findings of the 2017 Report yang digarap Reuters Institute dan University of Oxford terhadap 71.805 responden di 36 negara di lima benua, tetapi tidak termasuk Indonesia. Dalam laporan itu disebut sebanyak 15 persen responden memanfaatkan WhatsApp untuk konsumsi berita. Tautan atau isi berita itu dikirim oleh teman secara langsung atau lewat grup. Menurut penelitian ini, WhatsApp telah menjadi saluran nomor tiga terbesar untuk konsumsi berita. Posisi pertama masih ditempati oleh Facebook sebagai media sosial terbesar wadah distribusi berita dengan 47 persen responden yang mengakuinya, lalu YouTube di peringkat kedua (22 persen), Twitter peringkat empat (10 persen), Facebook Messenger di peringkat lima (8 persen), dan Instagram (6 persen).
Top Social Networks for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
zoom-in-whitePerbesar
Top Social Networks for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
Top Messaging Apps for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
zoom-in-whitePerbesar
Top Messaging Apps for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
Namun, popularitas Facebook sebagai sumber mendapatkan berita mulai menurun di semua negara yang disurvei. Besar kemungkinan orang-orang semakin khawatir dengan Facebook yang disalahkan sebagai salah satu sumber distribusi konten berita palsu alias hoax. Kembali lagi ke pemanfaatan aplikasi pesan. Walaupun saat ini angka penggunaannyaa untuk konsumsi berita belum menyaingi Facebook, tetapi penelitian menyebut pertumbuhannya "signifikan" dibandingkan tahun sebelumnya. Digital News Report mencatat aplikasi pesan merupakan platform media sosial terpopuler kedua untuk konsumsi berita di sembilan negara. Malaysia adalah negara yang warganya paling banyak mengonsumsi berita dari aplikasi WhatsApp, sebesar 51 persen, kemudian Brazil sebesar 46 persen, Spanyol 32 persen, Chile 39 persen, dan Singapura 38 persen. Mereka semua berbagi dan mendiskusikan berita di WhatsApp setiap pekan. Tetapi, konsumsi berita lewat WhatsApp, tidak populer di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Cuma 3 persen responden asal AS yang mendapatkan berita dari WhatsApp, sementara di Inggris angkanya 5 persen.
WhatsApp for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
zoom-in-whitePerbesar
WhatsApp for News. (Foto: Dok. Reuters Institute)
Nic Newman, peneliti dari Reuters Institute yang terlibat dalam laporan, menjelaskan penggunaan aplikasi pesan untuk konsumsi berita ini sangat bervariasi di setiap negara. Tetapi secara umum ada dua alasan yang mendorongnya, (1) yaitu karena sifat aplikasi pesan yang lebih personal, (2) dan cenderung tidak mem-filter konten secara algoritma. "Sebagian besar penggunaan pesan untuk berita saat ini terjadi di Asia dan Amerika Latin, namun pesan personal yang lebih tertutup memungkinkan pengguna berbagi pendapat tanpa takut dan berbagi gambar lebih banyak, daripada di jaringan yang lebih terbuka seperti Facebook," kata Newman.
ADVERTISEMENT
Selain WhatsApp, Facebook Messenger juga tercatat secara keseluruhan diakui 8 persen responden sebagai tempat untuk mendapatkan konten berita. Messenger populer di Yunani, Portugal, Meksiko, Rumania, dan Norwegia. Ada pula Snapchat sebesar 2 persen, Viber yang populer di Eropa Timur dan Selatan sebesar 2 persen, dan WeChat 1 persen. Line dan Kakao Talk juga diakui sebagai aplikasi pesan untuk mendapatkan berita. Sebanyak 36 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini antara lain Slovakia, Kroasia, Rumania, Taiwan, Hong King, Malaysia, Singapura, Argentina, Chile, Meksiko, Inggris, sampai Amerika Serikat.