Menkominfo: 10 Tahun Lagi Cuma Ada 2 Operator di Indonesia

10 Maret 2017 6:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menkominfo Rudiantara menjawab pertanyaan wartawan terkait pemblokiran fitur Facebook dan masalah pajak Google (Foto: Rivi Satrianegara)
Peta persaingan operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia cukup sengit. Saat ini, Indonesia masih memiliki cukup banyak operator yang bersaing untuk merebut hati masyarakat, yakni Hutchison Tri Indonesia, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Telkomsel, Smartfren, Ceria, dan Bolt.
ADVERTISEMENT
Melihat banyaknya jumlah operator seluler tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, memprediksi keberadaan operator telekomunikasi nirkabel di Indonesia akan terus menyusut sesuai "seleksi alam."
"Paling lama 10 tahun lagi operator di Indonesia cuma ada dua," ujar Rudiantara, dalam sambutan yang ia berikan di acara peluncuran ponsel BlackBerry Aurora, Jakarta, Kamis (9/3).
Penyusutan jumlah operator nirkabel itu memang telah terjadi. Sejumlah perusahaan atau layanan telekomunikasi nirkabel telah tumbang, seperti Flexi dari Telkom, Esia dari Bakrie Telecom, sampai dengan StarOne dari Indosat.
Rudiantara memprediksi hal ini berdasarkan skala ekonomi di Indonesia, di mana ia menyebut konsolidasi di industri ini adalah keharusan. "Operator hanya tinggal tunggu lonceng konsolidasi, terserah apa itu (perusahaan operatornya) bakal digabung atau diakuisisi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut sebenarnya sudah disuarakan oleh Rudiantara sejak 2015 lalu. Saat itu, ia menyatakan jika jumlah operator di Indonesia sudah terlampau banyak dan mengakibatkan tak semua operator mendapatkan jatah frekuensi yang ideal.
Menurut Rudiantara, dengan pembagian jatah frekuensi yang tak ideal maka pelayanan terhadap pengguna pun akan kurang baik dan ini berpengaruh pada pendapatan mereka.
Sebelumnya, sudah terjadi beberapa akuisisi di dalam industri ini di Tanah Air, seperti Axis Telekomunikasi Indonesia yang diambilalih oleh XL Axiata dan Bakrie Telecom yang jadi penyedia jasa dan memanfaatkan infrastruktur dari Smartfren.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sendiri berencana untuk membuka tender spektrum frekuensi 2,1 dan 2,3 GHz pada bulan Maret ini. Total tiga blok dilelang oleh pemerintah dari kedua frekuensi, yaitu dua blok masing-masing selebar 5 MHz di spektrum 2,1 GHz, dan satu blok selebar 15 MHz di spektrum 2,3 GHz. Pemenang dari tender dilaporkan akan diumumkan pada pertengahan tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, spektrum frekuensi 2,1 GHz memiliki total lebar pita 60 MHz yang dihuni oleh Tri, Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Sementara untuk spektrum 2,3 GHz memiliki total lebar pita 90 MHz yang dihuni oleh Smartfren dan Bolt.
Kemkominfo menegaskan, tender spektrum ini akan dibatasi hanya untuk operator telekomunikasi yang memiliki permasalahan kapasitas di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya.