Coco: Tak Melulu Soal Gapai Impian, Tapi Juga Kematian

Johanes Hutabarat
Reporter Kumparan
Konten dari Pengguna
3 Desember 2017 17:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Johanes Hutabarat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu adegan dalam film Coco. (Foto: Dok. Disney-Pixar)
Lusinan film Disney dengan Pixar telah dikeluarkan, tapi tak berlebihan menyebut Coco sebagai salah satu yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Coco mampu menghadirkan tema yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Fase transisi manusia dari satu dunia ke dunia yang lain, yakni kematian. Dengan mengangkat tema yang percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, hal  tersebut membuat Disney dan Pixar, menjadi terlihat "lebih religius".
Namun, jauh lebih dari itu, warna oranye cerah kelopak bunga cempasúchil, semarak pemukiman dunia orang mati, tarian, serta mariachi tersebut yang perlu diapresiasi, karena memberikan alternatif dalam memandang kematian, terutama bagi penonton belia.
Bahkan, Disney lewat Coco mencoba hal baru. Bocah Miguel Rivera yang memiliki ego untuk menggapai cita-cita dengan mengikuti jejak Ernesto De La Cruz, pahlawan musiknya yang menggelorakan slogan “Temukan Momenmu”. 
Melalui hal tersebut Disney ingin mengungkapkan kehidupan tak melulu soal cita-cita, atau semangat menaklukkan dunia, seperti yang juga sudah berhasil ditunjukkan lewat “Inside Out”.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Disney yang sangat Hollywood mengangkat kearifan lokal Meksiko tentang peringatan yang telah dirayakan sejak sebelum masa penjajahan Spanyol di tanah Amerika, yakni “Hari Orang Mati”. Hari yang memiliki nilai universal dan diambil sarinya, yakni persoalan keluarga dan kenangan akan anggota keluarga yang telah pergi. Hal tersebut disampaikan lewat "ofrenda" atau altar tempat meletakan foto anggota keluarga, sesajian makanan, serta cenderamata yang menjadi titik sentral cerita. Dalam film tersebut, foto di "ofrenda" menjadi penentu bahwa anggota keluarga yang dikenang, akan selalu diundang pada perayaan “Hari Orang Mati”.
Tentu film ini mengangkat tentang ingatan, yang jika ditarik ke belakang mengacu pada permasalahan eksistensial yang selalu digumuli manusia. Namun lebih dari itu, bukan soal kultus individu yang ingin ditunjukkan, melainkan soal hubungan dengan individu yang pernah terjalin. 
ADVERTISEMENT
Meski, pesan Disney yang kerap membawa tema film-film keluarga terasa klise. Tapi dalam Coco, hal tersebut menjadi penting. Menjadi pengingat. Bagi sebagian masyarakat Timur, cerita ini justru sangat mudah dipahami. Sangat mudah diakrabi, dan menjadi analogi yang cukup praktis bagaimana kiranya leluhur atau orang-orang yang disayangi yang telah pergi, mungkin ingin selalu diingat.