manifestasj tumpul pendidikan kita

joko aqnur Purnama
Penelaah sosial dan politik serta pemerhati kebijakan publik
Konten dari Pengguna
4 Maret 2018 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari joko aqnur Purnama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
pembangunan memang menjadi kunci terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah, konsep pembangunan pun disusun berdasarkan tiga kategori disetiap dimulainya kepemimpinan mulai dari jangka pendek, jangka menengah, kemudia jangka panjang. pembangunan diibaratkan sebagai rumah masa depan mengapa demikia .?? dialah gambaran nantinya suatu daerah maupun negara dikatakan maju dan berkembang.
ADVERTISEMENT
bangak sektor dari pembangunan namu disini saya mencoba membahas pembangunan dalam sektor pendidikan kita, karna ada beberapa asumsi asumsi yang mengudara bahwa dengan pendidikanlah kita bisa merubah status keluarga, status pribadi dan status bangsa. pendidikan yang tinggi dengan berbagai titel dibelakang nama merupaka simbol suksesnya seseorang dalam kehidupannya dan diyakini dapat membahagiakan baik itu orang tua, keluarga maupub diri sendiri dan inilah doktrin yang salah untuk seseorang yang sedang menjalani pendidikan baim itu dari dasar hingga pendidikan tinggi. kemudian kita juga diyakini bahwa orang dengan pendidika yang tinggi bisa dapat :
1. peluang kerja yang bagus
2. peluang kerja dipemerintahan
3. memiliki jabatan
4. sukses
ADVERTISEMENT
ini merupakan doktrinasi yang muncul dipermukaan dalam lingkungan kita terhadap fenomena pendidikan, seringkali banyak lulusan, wisudawan kebingungan karena setelah selesai dari masa pendidikannya mala menganggur dan cenderung tidak kreatif terhadap dunianya sendiri sehingga terkesan apa yang dipelajari dalam beberapa tahun yang tersusun dalam transkip nilai hanya untuk melamar pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan sehingga hal yang dipelajari bertahun tahun hilang semua.
pembangunan pendidikan diindonesia pun begitu banyak literaturnya dan keseringan gonta ganti kurikulum tidak pernah tau bagaimana keberhasilan kurikulum itu namun kita sudah terlalu seringg menggantikan kurikulum untum pendidika kita. sudah seperti siklus lingkaran setan dunia pendidika kita bagaimana tidak kita mau sekolah butuh biaya yang lumayan besar kemudian sedangkan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai langkah utama mendapatkan biaya harus dengan latar belakang luar biasanya tingginya. praktisnya kita tidak sekolah sulit untuk mendapatkan pekerjaan, dan apabila tidak bekerja tidak memiliki uang, setelah itu mau sekolag tidak memiliki biaya. yang manakah idealnya, sekolah - bekerja - memiliki uang atau bekerja - memiliki uang - sekolah, dan inilah analogi yang begitu aulit diterjemahkan namun inilah fenomena yang terjadi.
ADVERTISEMENT