
"Jika saat berbuka tiba, mereka nyaris menelan seluruh isi bumi," kata Mahbub Djunaidi dalam tulisannya "Bulan Puasa Anak-Anak Sekolah" yang diterbitkan Tempo pada 1979. Namun, sebenarnya, bukan anak-anak saja yang kerap menjalankan kebiasaan tidak sehat selama Ramadan.
Ya, Ramadan bukan hanya milik umat, melainkan juga milik perusahaan-perusahaan penghasil makanan, minuman, suplemen, dan lain-lain. Ya, Ramadan bukan hanya kesempatan terbaik untuk beribadah, melainkan juga peluang emas bagi para pembuat iklan untuk mengisi kepala kita dengan hasrat mengonsumsi apa saja. Tetapi bukankah Ramadan, berkat ibadah puasanya yang melatih kesabaran dan pengendalian diri, semestinya menjadikan kita lebih bugar secara fisik, mental, dan spiritual?
Namun, cukuplah saya membicarakan soal konsumsi yang berlebih-lebihan itu. Dari tahun ke tahun, data tentangnya rutin dibagikan . Demikian pula seruan-seruan dari otoritas mengenai buruknya sifat rakus dan sebagainya. Pada Ramadan kali ini, saya kira ada situasi kesehatan lain yang lebih genting untuk dibahas: pandemi Covid-19 belum berlalu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814