
Masjid mempertemukan masyarakat dari berbagai latar belakang, baik usia, gender, profesi, hingga jabatan. Di bulan Ramadan, peran masjid semakin terasa bagi umat Islam: membangunkan sahur, mengumumkan imsakiyah, menjalankan salat tarawih dan witir berjamaah, hingga beriktikaf di sepuluh malam terakhir.
Sejarawan Prancis, Denys Lombard, dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu Bagian II: Jaringan Asia (Gramedia, 1996) menginterpretasikan masjid sebagai tempat perwujudan egaliter. Ia menjelaskan, “di ambang pintu, mereka tinggalkan perbedaan sosial, lalu selama beberapa menit menghayati pengalaman kesetiakawanan yang kuat.”
Menurut Sidi Gazalba, selain sebagai tempat ibadah, masjid memiliki beberapa peran lain. Dua di antaranya adalah sebagai pusat kebudayaan dan pusat ilmu pengetahuan. Hal ini didasari dari keberadaan masjid yang menjadi tempat untuk mengajarkan, membicarakan, serta memutuskan segala prinsip dan pokok kehidupan dalam Islam.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814