kumplus- Opini Joko Priyono-Ziauddin Sardar.

Ziauddin Sardar Tak Ingin Muslim Terjebak pada Romantisme Masa Lalu

Joko Priyono
Fisikawan Partikelir. Mengelola Penerbitan di Buku Revolusi. Menulis Buku Sains, Kemajuan, dan Kemanusiaan.
11 April 2022 18:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Silang selimpat wacana kajian sains dalam Islam masih menjadi persoalan. Menjadi pekerjaan bersama, khususnya bagi kalangan muslim, untuk meneroka sejarah dan melakukan refleksi guna menghadapi perkembangan zaman. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, bolehlah sedikit memikul beban itu. Tidaklah berlebihan ketika harapan itu disandarkan pada lembaga pendidikan Islam dengan berbagai tingkatannya.
Namun, tak sedikit kelompok yang hanyut dalam romantisme belaka. Mereka sebatas berkutat pada kebanggaan sejarah, bahwa Islam pernah jaya akan ilmu pengetahuannya. Sayangnya, tidak ada kontekstualisasi perubahan atau perkembangan yang berjalan. Hal ini menjadi satu gagasan yang diketengahkan Ziauddin Sardar, intelektual muslim kelahiran Pakistan, 31 Oktober 1951.
Kita berhutang padanya lewat sebuah buku yang terbit pertama kali di Inggris pada 1977. Buku itu dialih bahasa ke Indonesia oleh Penerbit Pustaka pada 1989 dengan judul Sains, Teknologi dan Pembangunan di Dunia Islam. Lewat buku ini, Ziauddin Sardar hadir dengan pikiran-pikirannya di tengah gejolak wacana keislaman di Indonesia.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten