FBI Tempatkan Mata-Mata dlm Tim Kampanye Trump Pilpres AS 2016. Skandal Politik Terbesar?

AmerEurope
Menyajikan berita-berita Amerika yang tidak sampai ... atau sengaja tidak disampaikan ... ke telinga Anda
Konten dari Pengguna
22 Mei 2018 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AmerEurope tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
FBI Tempatkan Mata-Mata dlm Tim Kampanye Trump Pilpres AS 2016. Skandal Politik Terbesar?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dua minggu terakhir, dunia politik Amerika dikejutkan dengan berita bahwa FBI di bawah pemerintahan Presiden Obama menempatkan seorang mata-mata dalam Tim Kampanye Trump selama pilpres 2016.
ADVERTISEMENT
Media Daily Caller melaporkan minggu lalu bahwa mata-mata FBI yang menjalin kontak dengan Tim Kampanye Trump adalah Stefan Halper, seorang profesor di University of Cambridge yang mempunyai hubungan dengan CIA dan MI6.
FBI melakukan aktifitas counterintelligence yang diberi kode “Crossfire Hurricane” tersebut dengan alasan mencegah campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016. Empat orang dalam Tim Trump yang dimonitor FBI adalah Carter Page, George Papadopoulus, Michael Flynn, dan Paul Manafort.
Aktifitas pengintaian FBI tersebut berhubungan dengan pembentukan Konsul Khusus di kemudian hari yang bertugas menyelidiki dugaan kolusi Tim Kampanye Trump dengan Rusia untuk memenangkan Trump dalam pilpres tahun lalu.
Menariknya, setelah setahun lebih menyelidiki dugaan tersebut, Konsul Khusus tidak dapat menemukan bukti-bukti dugaan kolusi. Mereka malah melebarkan ruang lingkup investigasi dan menjerat Flynn dan Manafort untuk kasus-kasus yang tidak berhubungan dengan tujuan dibentuknya Konsul Khusus.
ADVERTISEMENT
Fakta adanya pengintaian langsung FBI terhadap Trump selama kampanye tersebut menimbulkan kemarahan pihak Republikan di Kongres. Mereka menuduh pengintaian tersebut bertujuan politis untuk menjegal Trump selama kampanye.
Ketua Komite Intelijen DPR AS, Devis Nunes, menyatakan, “Jika terbukti bahwa FBI di bawah Obama menempatkan mata-mata, dan mereka membayar orang-orang di lingkaran kampanye Trump, hal ini sudah melampaui batas bahaya (Red Line). Di negara ini, Anda tidak diperkenankan memata-matai kampanye lawan politik. Menurut mereka, pengintaian ini dimulai musim semi tahun lalu. Berarti sebelum counterintelligence FBI dimulai. Jika semua ini benar, kami perlu mengetahui seluk beluknya.”
(https://www.realclearpolitics.com/video/2018/05/21/nunes_absolute_red_line_if_dojfbi_funded_a_spy_in_the_trump_campaign.html)
Presiden Trump berang setelah mengetahui adanya pengintaian langsung tersebut. Senin ini, beliau memerintahkan Department of Justice untuk menyelidiki dugaan skandal tersebut. Jika terbukti benar bertujuan politis, skandal ini dapat menjadi skandal politik terbesar dalam sejarah AS, bahkan melampaui skandal Watergate.
ADVERTISEMENT
Twitter @AmerEurope
Ilustrasi dari https://www.express.co.uk/news/world/911291/Nunes-memo-Donald-Trump-FBI-Russia-investigation-bias-surveillance-election-campaign