Motivasi Belajar Anak Usia Dini Selama Pandemi

Jajang Sunandar
Statistisi Ahli Muda. Masih aktif sebagai ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
Konten dari Pengguna
4 Mei 2021 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jajang Sunandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Pembelajaran PAUD (dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Proses Pembelajaran PAUD (dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah membuat banyak aspek kehidupan menjadi terpuruk, salah satunya yang terdampak adalah sektor pendidikan. Pemerintah telah memberikan kebijakan kepada daerah untuk membatasi semua kegiatan pendidikan. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk meminimalkan penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Prinsip yang diterapkan adalah kesehatan dan keselamatan siswa, pendidik, keluarga, dan komunitas. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu jenjang pendidikan yang terganggu akibat pandemi COVID-19. Kondisi pandemi saat ini melahirkan sebuah paradigma baru yang menuntut pendidik dalam mengajar untuk lebih kreatif dan inovatif dan mengubah pola pembelajaran di kelas secara tatap muka.
Model pembelajaran daring ini berpengaruh sangat signifikan terhadap keberlangsungan pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini pemerintah Indonesia sangat berkomitmen untuk melaksanakan agenda pembangunan berkelanjutan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs).
Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Salah satu wujud komitmen pemerintah dalam bidang pembangunan manusia adalah dengan pencanangan program nasional Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUDHI). Program ini menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini serta pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto ketika memberikan sambutan pada acara peresmian Analisis Perkembangan Anak Usia Dini Indonesia 2018 dan EDCI (Instrumen Early Childhood Development Index (EDCI) 2030 yang digelar secara daring (20/10), mengatakan usia dini adalah periode emas. Fase ini sangat penting dan harus dikembangkan secara maksimal untuk membuka potensi anak-anak Indonesia.
Instrumen ECDI sebagai analisis PAUD untuk Indonesia maju. ECDI 2018 merupakan hasil integrasi Riset Kesehatan Dasar dan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2018.
Ada 10 pertanyaan yang dikelompokkan dalam empat dimensi, yakni literasi numerasi, kemampuan fisik, kemampuan sosial emosional dan kemampuan belajar. Hasil capaian ECDI 2018 adalah sebesar 88,30 persen. Dua dimensi yang tertinggi adalah dimensi kemampuan fisik (97,80 persen) dan kemampuan belajar (95,20 persen).
ADVERTISEMENT
Anak usia dini merupakan siswa yang masih belum mengetahui apa-apa termasuk belum bisa membaca, menulis, dan menghitung. Bahkan untuk berbicara jelas juga bagi mereka masih sulit. Jika dipaksakan pembelajaran daring terhadap anak usia dini sangat sulit karena tidak mungkin mereka belajar menulis dengan gurunya secara daring, hal tersebut bukan menambah kepandaian terhadap siswa namun akan memengaruhi perkembangan kecerdasannya pada masa depan.
Hal lain yang jadi hambatan adalah masih terbatasnya sarana penunjang yang dimiliki oleh sebagian sekolah serta akses internet yang belum merata di setiap wilayah, bahkan ada sebagian wilayah yang tidak terjangkau oleh sinyal internet. Kemudian juga ada orang tua tidak memiliki perangkat. Semua masalah tersebut sangat berdampak pada keberhasilan belajar secara daring.
ADVERTISEMENT
Pada prosesnya anak usia dini yang belajar dengan cara jarak jauh atau daring dengan gurunya memberikan buku sebagai latihan untuk menulis, mengetahui huruf, angka, dan belajar untuk menghitung tetapi hal ini tidak menambah kemampuan lebih. Anak cenderung mengalihkan diri dan sibuk dengan aktivitas bermainnya daripada belajarnya.
Yang paling memprihatinkan sekarang anak usia dini sudah bermain game online menggunakan alat elektronik yang tentu sangat tidak baik untuk perkembangan otak dan pola pikir mereka. Dengan mengalihkan peran guru kepada orang tua untuk mendidik anaknya di rumah ini tidak menjadi solusi dalam peningkatan pengetahuan anak, karena latar pendidikan orang tua yang berbeda-beda dan sangat terbatas untuk menjadi seorang pendidik.
Dari akumulasi permasalahan tersebut menyebabkan ada sebagian orang tua yang memilih tidak menyekolahkan anaknya dikarenakan tidak ada biaya untuk membeli perangkat penunjang sebagai media belajar daring.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya metode pembelajaran daring untuk pendidikan anak usia dini selama ini dirasakan masih kurang efektif dan efisien. Dan yang terpenting selalu memberikan apresiasi kepada anak dengan memberikan pujian terhadap karyanya agar anak semangat dan percaya diri atas kemampuannya, berikan juga tantangan agar bisa menggali kemampuannya agar bisa lebih baik lagi.