Jatuh Cinta Pernah Dilarang?

Konten dari Pengguna
23 Februari 2018 18:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Juicy Fact tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jatuh cinta berjuta rasanya begitulah kata lirik lagu. Seseorang bisa dibuat bahagia seperti diatas awan saat mereka jatuh cint. Tapi tidak bisa disalahkan pula jika pada zaman dahulu jatuh cinta dilarang. Bukan tanpa alasan, hal ini dilansir melalui Ancientpages.com. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan, seorang profesor bernama Mary Wack, asal Inggris di Universitas Stanford menjelaskan alasannya. Beberapa tulisan di abad pertengahan menghubungkan penyakit cinta dengan penyakit bipolar.
Karena pada masa itu dalam ilmu kedokteran beranggapan bahwa tubuh dan jiwa saling terkait erat. Tubuh diperkirakan bisa mencerminkan keadaan jiwa. Gagasan semacam itu berdasarkan pada seorang dokter terkemuka asal Yunani Kuno yang merupakan ahli filsuf di Kekaisaran Romawi. Orang yang telah jatuh cinta akan merasakan perubahan suasana hati dan deperesi dengan cepat. Hal tersebut diibaratkan dengan gejala kekerasan dan kegilaan yang melankolis. Ia juga percaya bahwa hanya yang terlemah yang bisa menderita penyakit cinta. Misalnya, seorang wanita mungkin melihat pria yang disukainya dan membuatnya sakit dengan melihat langsung ke matanya. Pria yang menderita penyakit cinta disarankan untuk menikah atau tidur dengan wanita cantik dan beralih pasangan sesering mungkin. Wanita bisa menemukan obat dalam permainan, makanan, musik, sering mandi, perawatan, juga termasuk paparan cahaya, kebun, ketenangan dan istirahat.
ADVERTISEMENT