
Sejak musim TikTok bersemi, kita dapat melihat beragam tingkah polah konten kreator. Banyak sekali konten yang bermanfaat, meski konten yang hanya mencari klik dan impresi dari penonton juga tak kalah banyak. Tak jarang, konten-konten pencari perhatian tersebut lebih bersifat show off kebodohan, alih-alih mengedukasi pemirsa. Contohnya, video tentang mahasiswa praktik keperawatan yang bikin konten tentang pasiennya—betapa tidak etis. Apakah tujuannya hanya sekadar mendulang klik atau ada tujuan lain, yang jelas sebagian besar masyarakat sepakat untuk mencela alih-alih memuji.
Sayangnya, show off alias pamer kebodohan tersebut juga menjalar ke dunia nyata. Berbagai kejadian seakan menampar akal sehat manusia. Misalnya, tentang tokoh agama yang dilindungi oleh orang tua dan pengikutnya saat akan dijemput aparat keamanan terkait tuduhan kekerasan seksual; soal drama saling tembak antar polisi yang mengguncang linimasa media sosial; sampai cerita tentang seorang tentara yang merencanakan pembunuhan terhadap istrinya sendiri. Duh!
Banyak yang menyamakan kasus-kasus di atas dengan cerita-cerita di drama Korea—penuh intrik, kejutan, dan plot twist. Hati juga logika masyarakat diubek-ubek dengan berbagai penafsiran sana-sini.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814