Janji Setia kepada Rezim Suriah, dari Iran, China, hingga Rusia

Jurnal Aladdin
Melihat Timur Tengah dari atas karpet terbang merah. Panggil saja aku Om Aladdin.
Konten dari Pengguna
1 Maret 2018 16:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jurnal Aladdin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Vladimir Putin dan Bashar al-Assad (Foto: AFP/Mikhail Klimentyev/Sputnik)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin dan Bashar al-Assad (Foto: AFP/Mikhail Klimentyev/Sputnik)
ADVERTISEMENT
Pertumpahan darah di Suriah belum berlalu. Delapan tahun perang antara pemerintah dan oposisi masih berkobar sejak Arab Spring sampai ke daratan Suriah tahun 2011. Protes penuh damai dari rakyat dengan cepat bereskalasi menjadi konflik bersenjata. Data dari PBB mencatat ada total hampir 500.000 warga Suriah yang tewas.
ADVERTISEMENT
Laju tirani Bashar al-Assad dalam membantai rakyatnya sendiri tidak terlepas dari peran kroni-kroni setianya. Selain Iran dan Rusia yang secara terbuka merapatkan barisan dengan pasukan militer Assad, ada milisi-milisi lain yang membantu menggempur pertahanan mujahidin pemberontak. Siapa saja? Om Aladdin sudah merangkumnya dalam daftar ini:
1.) Iran
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: AP Photo/Vahid Salemi)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: AP Photo/Vahid Salemi)
Dilatarbelakangi motif sektarian, hubungan rezim Bashar al-Assad dengan pemerintah Iran terjalin begitu mesra. Jajaran kabinet Assad didominasi penganut Alawi, cabang sekte Syiah yang merupakan agama resmi di Iran.
Sedangkan, 75 persen populasi penduduk Suriah beragama Islam Sunni. Fakta bahwa minoritas Alawi berkuasa di Suriah, lantas dipandang Iran sebagai antitesis dari dominansi Sunni dalam pemerintahan negara-negara Arab di Teluk Persia.
Campur tangan Iran dalam konflik di Suriah berawal pada 2011. Saat itu, gelombang Arab Spring mencapai daratan Suriah. Untuk membendung perlawanan dari kelompok pemberontak, pemerintahan Assad dibentengi Iran di berbagai bidang mulai dari logistik, finansial, hingga militer.
ADVERTISEMENT
Tahun 2017, Al Jazeera melansir sebanyak 20.000 tentara Afghanistan dikirim Iran untuk operasi militer ke Suriah, sebagian besar dari mereka adalah imigran. Mereka tergabung dalam Divisi Fatemiyon dan berperang bersama milisi lain dari Iran, Pakistan, dan Irak.
2.) Rusia
Vladimir Putin, Presiden Rusia. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin, Presiden Rusia. (Foto: Wikimedia Commons)
Sejak mengintervensi konflik di Suriah pada 2015, Rusia menjadi patron utama pemerintahan Assad hingga sekarang.
30 September 2015, hari pertama serangan udara pasukan Rusia di bumi Suriah, menandai resmi bergabungnya Putin dalam pembantaian massal rezim Assad yang telah berjalan selama empat tahun. Serangan ini atas permintaan Putin dan disetujui parlemen Rusia.
Dalihnya, target penyerangan adalah ISIS. Dikutip dari CNN, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pesawat tempurnya menyasar delapan posisi ISIS, termasuk gudang persenjataan, transportasi, komunikasi, dan titik-titik komando.
ADVERTISEMENT
Namun, hal itu dibantah seorang pejabat senior Amerika Serikat. Serangan udara Rusia di dekat kota Homs--kota yang dikuasai rezim pemerintah, disebutnya ”tidak mempunyai tujuan strategis” dalam kaitan Rusia ingin melawan ISIS. Alasan tersebut dinilainya mengada-ada.
Dalam serangan pertama Rusia tiga tahun lalu itu, data Syrian Observatory for Human Rights melaporkan 28 orang tewas, termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak.
Pada Desember 2017, Presiden Vladimir Putin umumkan penarikan pasukan militernya dari Suriah. Namun belum lama ini pada 22 Februari 2018, The Guardian melansir bahwa Rusia mengerahkan dua pesawat tempur siluman paling mutakhir tipe Su-57 ke pangkalan udaranya di Suriah, Khmeimim. Dua jet tempur itu melengkapi kehebatan rudal jelajah dan helikopter tempur milik Rusia yang sebelumnya sudah membentengi pertahanan militer Suriah.
ADVERTISEMENT
3.) China
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Jason Lee)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Jason Lee)
Gaung terkait keinginan China merapatkan barisan sebagai sekutu Assad telah terdengar sejak 2015. Saat itu, sumber di lingkaran militer Suriah menyatakan bahkan kapal-kapal perang China telah bergerak menuju Suriah melalui Terusan Suez.
Dikutip dari Middle East Monitor, sebanyak 5.000 tentara China ditempatkan di Provinsi Latakia, berlokasi di sebelah barat Suriah dan berbatasan dengan Turki. Markas tentara tersebut juga ditempati oleh penasihat-penasihat militer China, lengkap dengan persenjataan laut dan udara.
Seperti sekutu rezim Suriah lainnya--Rusia, China pun termasuk anggota Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto. Semua resolusi anti-Assad bisa ditangguhkan.
Kasusnya sama dengan imunitas Israel terhadap resolusi DK PBB yang bisa di-veto oleh Amerika Serikat, kawan setianya.
ADVERTISEMENT
4.) Pemberontak Houthi di Yaman
Kelompok Houthi (Foto: Reuters/Khaled Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok Houthi (Foto: Reuters/Khaled Abdullah)
Di negara asalnya, Yaman, kelompok Houthi tergabung dalam gerakan separatis. Pada September 2014, kelompok ini berhasil menduduki sebagian ibukota Yaman, Sana’a, dan empat bulan kemudian sukses menumbangkan pemerintahan presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi.
Tahun 2013, kantor berita The Jerusalem Post melaporkan adanya campur tangan Houthi dalam perang sipil di Suriah. Sumber dari pemerintahan Yaman, ribuan tentara Houthi yang bergabung dengan pasukan Assad melihat operasi militer di Suriah sebagai “jihad yang mulia”.
Bergabungnya Houthi bertepatan dengan pengumuman atas keterlibatan Hizbullah bersama rezim Assad dalam memerangi pejuang oposisi.
Hizbullah--kelompok militan berbasis di Lebanon, juga punya kedekatan dengan Houthi. Untuk sampai ke Suriah, bala tentara Houthi menyeberang lewat kamp-kamp Hizbullah di Lebanon hingga sampai ke perbatasan.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Assad menyediakan kamp-kamp militer bagi Houthi, sementara pelatihan diberikan Korps Garda Revolusi Iran.
5.) Hizbullah
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon (Foto: Khalil Hasan/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Hassan Nasrullah pemimpin Hizbullah Libanon (Foto: Khalil Hasan/Reuters)
Hizbullah telah lama sejalan dengan Iran dan rezim Assad, ketiganya membentuk aliansi anti-Barat dan anti-Israel bernama “poros perlawanan”.
Dikutip The Huffington Post, Hizbullah pada Mei 2013 melancarkan serangan ke pejuang oposisi Suriah di kota Qusayr.
Pada Februari tahun berikutnya, Hizbullah mengirim pasukan ke pegunungan Qalamoun di sebelah utara Damaskus, bertujuan menduduki kota Yabroud. Kota itu diduga sebagai tempat transit bom mobil yang diselundupkan ke Lebanon untuk menyerang Hizbullah.
6.) Serta milisi-milisi lainnya dari kawasan Timur Tengah
Ada sejumlah kelompok bersenjata pro-Assad yang ikut beroperasi di Suriah, seperti Brigade Abu al-Fadhal al-Abbas, Brigade al-Jabal, Brigade Zulfiqar, Kata’ib al-Imam Ali, dan puluhan lainnya. (snf)
ADVERTISEMENT