4 Spot Kuliner Depok yang Bertahan di Tengah Gempuran Gerai Asing

Justian Edwin  Food Blogger
Propagandist in the making. He writes about food & style in his spare time. Contact him for coffee, he'll say OK! Instagram: @justianedwin
Konten dari Pengguna
12 Juli 2019 0:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justian Edwin Food Blogger tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
4 Spot Kuliner Depok yang Bertahan di Tengah Gempuran Gerai Asing
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jika kalian pernah melewati Jalan Kom. Pol. M. Jasin (lebih dikenal dengan Jalan Akses UI Depok) pada akhir Minggu, saya percaya kalian akan terkejut karena kemacetannya. Dari ujung jalan Margonda hingga Asrama Brimob, mobil dan motor berlomba-lomba mencari celah kosong agar cepat sampai tujuan.
Macetnya kawasan Kelapa Dua Depok yang terjadi setiap sore, terutama akhir Minggu dan musim gajian.
Sejak 2012, saya menyaksikan perkembangan ruas jalan ini. Dulu, banyak orang berkumpul di Lawson, sebuah gerai minimarket asal Jepang. Kini, pilihan restoran dan tempat nongkrong semakin banyak.
ADVERTISEMENT
Bukannya tanpa alasan, Jalan Akses UI semakin ramai karena begitu banyak manusia tinggal di sekitarnya. Mahasiswa Universitas Gunadarma hingga anggota Brimob turut andil dalam semarak penduduk Kelapa Dua Depok.
Mungkin ada yang merasa kesal dengan padatnya titik ini, tapi ada yang melihatnya sebagai peluang. Secara bertahap, gerai kuliner internasional mulai menancapkan kuku di sini, mulai dari McDonald’s, Richeese Factory, Domino’s Pizza, Pizza Hut, dan yang paling anyar adalah Starbucks. Kami dimanjakan dengan berbagai pilihan.
Setelah McDonald's dan Domino's Pizza, Starbucks turut meramaikan geliat Kelapa Dua Depok.
Walau banyak merek besar yang menjamur, di setiap sisinya ada kedai-kedai kecil yang ikut berkompetisi memenangkan hati pecinta kuliner. Jangan bayangkan kedai pecel ayam sederhana saja, karena beberapa kedai mulai berbenah dan berusaha memberikan pelayanan paling mutakhir yang saya anggap sangat cerdas. Penasaran? Jangan berhenti di sini ya!
ADVERTISEMENT
Warung Kopi Haruman, sebuah warung sederhana yang menyajikan fasilitas mutakhir untuk pelanggannya.
Terletak di sebelah McD Kelapa Dua, kedai kopi ini terlihat sederhana. Yang ditawarkan juga relatif sama dengan warung kopi lainnya. Ada mi instan, bubur kacang hijau, kopi instan, dan minuman es yang jadi sajian wajib warung kopi.
Jangan tertipu dengan tampilannya saja, karena Warung Kopi Haruman menawarkan fasilitas internet gratis untuk para penggila eSports game. Sebuah ide cemerlang yang membuat warung kopi tak kalah saing dengan gerai kopi mahal.
Sabtu malam membuat warung kopi ini sangat penuh oleh mahasiswa. Esok paginya, saya lewat kembali dan ternyata mereka buka dua puluh empat jam! Bisa jadi penyelamat anak indekos yang kesepian, nih.
ADVERTISEMENT
Nasi uduk dan cumi asam manis.
Warung semi permanen ini hanya hadir pada malam hari, karena pagi hingga petang ada bengkel yang beroperasi. Saya tidak melihat sekali pun tempat ini sepi. Saat mencobanya, saya jadi maklum. Sajian cuminya diolah dari cumi segar dan dilengkapi dengan berbagai macam saus. Untuk saya yang sering bermasalah dengan makanan laut tidak segar, tidak merasakan efek apa pun setelahnya.
Sebuah pengakuan tambahan dari saya adalah jika saya tidak pernah memesan satu makanan saja. Biasanya, saya memesan cumi bersama dengan ayam goreng sekaligus. Artinya, makanan di sini approved!
Soto Boyolali yang dipenuhi taoge dan irisan daging, dibanderol Rp 10.000.
Kedai Soto ini membuat saya jatuh cinta sejak pertama kali makan. Sebab, harga yang ditawarkan sangat murah. Bayangkan saja, semangkuk kecil soto hanya dibanderol Rp 5.000 saja. Jika ingin porsi lebih besar, kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000. Tambahkan Rp 3.000 jika ingin memakannya dengan nasi.
ADVERTISEMENT
Seperti soto khas Boyolali pada umumnya, taoge menjadi bahan utama, ditambah dengan potongan kecil daging. Saya memakannya tanpa tambahan garam atau penyedap karena kuah sotonya sudah sangat gurih.
Biasanya, saya menambahkan berbagai sate pada sajian sotonya. Ada sate usus, telur puyuh, dan lain-lain.
Proses pembuatan Mi Aceh di Kedai Kopi Ulee Kareng.
Di sebelah kedai Soto New Sukowati, ada sebuah warung kopi khas Aceh. Memang terlihat biasa saja, namun saya menyukai suasananya. Karena belum pernah ke Aceh, nuansa di kedai kopi ini mengingatkan saya pada warung kopi di Pontianak. Tempat duduknya disusun dekat dengan bahu jalan.
Sengaja saya tidak mencoba Mi Acehnya karena terlalu kenyang dengan Soto New Sukowati.
Timpan, kue basah khas Aceh.
Saya sering duduk-duduk santai di beberapa kedai kopi khas Aceh. Beberapa kedai memiliki pelengkap yang menurut saya penting, yakni kue basah. Di kedai kopi Ulee Kareng, mereka menyediakan Timpan, semacam kue beras dengan bahan dasar tepung beras dan pisang. Isinya ada Srikaya, memberi rasa manis yang membekas di lidah sekaligus jodoh yang pas untuk Kopi Sanger, kopi dengan krimer kental manis.
Es kopi sanger yang pasti ada di semua kedai kopi khas Aceh.
Duduk sembari melihat sibuknya kendaraan berlalu lalang, tak sadar sudah lebih dari satu jam saya menikmati suasana Depok yang belum terlelap.
ADVERTISEMENT
Sebuah pepatah mengatakan bahwa kita tak boleh terlalu benci, karena bisa jadi cinta dan rindu. Mungkin ini yang saya rasakan dengan geliat Depok. Kadang benci, kadang rindu.