Wisata Kuliner Bandung: Seharian Menjajal 6 Kuliner Legendaris

Justian Edwin  Food Blogger
Propagandist in the making. He writes about food & style in his spare time. Contact him for coffee, he'll say OK! Instagram: @justianedwin
Konten dari Pengguna
12 Juni 2019 1:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justian Edwin Food Blogger tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wilujeng sumping di Bandung.
Bagi seorang berzodiak Libra seperti saya, diam di satu tempat bukanlah pilihan. Saya senang sekali berlibur, walau lebih sering berlibur dengan budget sederhana. Menurut saya, menyegarkan pikiran sejenak itu wajib hukumnya. Senang sekali beberapa teman mengamini 'nosi' liburan saya. Akhirnya, saya dan beberapa kawan yang kerap berlibur bersama memutuskan untuk menghabiskan satu hari di Bandung. Terdengar impulsif, tapi bukankah di situ seninya?
ADVERTISEMENT
Selain mencari ketenangan, tujuan kami ke Bandung adalah wisata kuliner. Jadilah lima orang yang hobi makan ini berangkat ke Bandung dengan kereta api. Tiba di Bandung pagi hari, kami melewatkan sarapan andalan saya setiap singgah di Bandung, Roti Gempol. Saya biasanya memesan Roti Gempol asin dengan cara memesan layanan antar, karena malas antre berdiri.
Mari beranjak dari ratapan waktu sarapan yang telah lewat itu. Kini matahari sudah mulai naik ke ubun-ubun, perut saya mulai keroncongan menagih jatah makan siang. Apa saja yang tersedia jika wisata kuliner di Bandung? Simak daftarnya sampai akhir ya!

Makan Siang: Se’i Sapi dan Bebek Betutu

Se'i Sapi Lamalera: Sajian Wajib Saat Berlibur di Bandung
Mungkin pilihan makan siang paling populer bagi turis di Bandung adalah Se’i Sapi Lamalera. Daging asap dengan beragam sambal merupakan persinggahan wajib saat ke Bandung. Tapi, jika kalian malas dengan antrean panjang, ada pilihan lain, Ayam dan Bebek Betutu Aji Anom.
Kerenyahan ayam dan bebek goreng di Ayam dan Bebek Betutu Aji Anom
Seorang teman yang bermukim lama di Bandung merekomendasikan Ayam dan Bebek Betutu Aji Anom di kawasan Lebakgede, Coblong. Dari jauh, bangunannya nampak sederhana, dikelilingi taman dan pohon rindang. Saat itu kami langsung dilayani langsung oleh si empunya warung.
Kami percaya makan dengan tangan menambah kenikmatan sebuah hidangan.
Melihat buku menu, tidak banyak makanan yang dijual. Ternyata justru di situ kelebihannya. Ayam dan bebek betutu disajikan dengan makanan pendamping seperti masakan khas Bali di tempat lain. Tapi rasanya bikin terharu, karena bumbu gurih yang meresap, menyatu di dalam mulut. Bohong rasanya kalau tidak ingin tambah seporsi lagi.
ADVERTISEMENT

Camilan Sore: Siomay dan Baso Tahu Tulen

Walau ke Bandung dalam waktu singkat, beli oleh-oleh roti bagelen dan boleh favorit di Primarasa tidak boleh terlewatkan. Di seberang Primarasa Kemuning, ada bakso tahu legendaris dengan merek ‘Tulen’. Sebutir siomay dijual dengan harga Rp 8.000, pun dengan makanan pelengkap lainnya.
Siomay dan Bakso Tahu Tulen dihidangkan dengan kacang sangrai yang digiling kasar.
Bumbu satenya berbeda karena kacang sangrainya tidak digiling halus, sehingga masih ada rasa garing saat mengunyah. Bapak penjualnya sangat jenaka, beliau senang sekali berguyon. Siomay Bandung dan guyonan si penjual adalah paket lengkap sesi camilan sore hari kami.

Makan Malam: Sate DJ

Prosesi pembakaran sate di Sate DJ, Bandung.
Satu-satunya kedai sate yang membuat saya berhasil melahap lima puluh tusuk sate ayam pedas! Setelah mencoba pesan antar dan makan langsung di tempat, rasanya lebih enak makan di tempat.
Sate DJ bisa dicampur nasi dan lontong sesuai selera.
Daging di setiap tusuk satenya memang terlihat kecil, tapi bumbu pedas asinnya meresap hingga ke bagian paling dalam. Tuang bumbu kecap dan ekstra bawang goreng, mulut saya akan berhenti berbicara karena sibuk mengunyah!
ADVERTISEMENT
Sate DJ tidak pernah sepi, tak heran jika penjualnya kewalahan membuat ribuan tusuk sate setiap harinya. Hikmahnya adalah, banyak lapangan kerja terbuka bagi warga Bandung. Penanggung jawab Sate DJ, Muhammad Munif, menuturkan bahwa mereka mempekerjakan banyak ibu-ibu di sekitar lokasi.

Camilan Malam: Martabak Andir dan Ronde Jahe

Keju dan jagung sebagai topping Martabak Nikmat Andir.
Saat menulis, saya sempat bingung. Apakah perlu mendeskripsikan Martabak Nikmat Andir yang sudah tersohor itu? Tapi, demi para pembaca yang mungkin sedang hilang arah, saya akan deskripsikan dengan dua kalimat; keju tebal dan rasa pas! Iya, kejunya lebih tebal dari adonan martabaknya. Tapi percampuran rasa krimer kental, keju, dan adonan martabak mendapat keunikan tambahan dari jagung manis!
Wedang ronde hangat sebagai penutup malam di Bandung.
Bentuk ronde sebelum dipanaskan.
Apalah arti manisnya martabak jika tanpa tambahan kehangatan jahe. Ronde Jahe Gardujati bisa jadi pilihan kamu. Di gerobak ronde yang konon sudah ada sejak 1986 ini, saya memesan kembang tahu dengan ronde disiram air jahe panas dan susu kedelai. Harganya hanya Rp 19.000 saja.
ADVERTISEMENT
Syukur kami panjatkan akan kehadiran wedang ini, karena Bandung sungguh romantis diiringi gerimis saat itu. Wisata kuliner Bandung kali ini ditutup dengan lelah yang manis.
Wisata kuliner kami berhenti di Jalan Gardujati, sebuah jalan yang banyak dengan restoran peranakan. Sudah puas dengan wisata kuliner di Bandung, kami pulang dengan perut kenyang.
Tertarik untuk mencoba makanan di atas? Beri pendapatmu pada kolom komentar ya!