Amerika Serikat Tuding 5 Perusahaan China Dukung Militer Rusia

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
30 Juni 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di NATO setelah bertemu dengan sekutu tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels,  Kamis, 24 Maret 2022. Foto: Evan Vucci/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di NATO setelah bertemu dengan sekutu tentang invasi Rusia ke Ukraina, di Brussels, Kamis, 24 Maret 2022. Foto: Evan Vucci/AP Photo
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memasukkan lima perusahaan China ke daftar hitam perdagangan karena diduga mendukung pangkalan industri militer dan pertahanan Rusia pada hari Selasa (28/6).
ADVERTISEMENT
Sebelum invasi pada 24 Februari, perusahaan yang ditargetkan diduga memasok barang ke "entitas yang menjadi perhatian" Rusia. Menurut Departemen Perdagangan yang juga mencatat bahwa mereka "terus melakukan kontrak untuk memasok entitas Rusia yang terdaftar dan pihak yang terkena sanksi."
Menurut data dari Daftar Federal, sejumlah perusahaan yang juga menjadi target daftar hitam berasal dari berbagai negara termasuk Rusia, Uni Emirat Arab, Lithuania, Pakistan, Singapura, Inggris, Uzbekistan, dan Vietnam. Selain itu 25 dari 36 perusahaan baru berbasis di China.
"Tindakan hari ini mengirimkan pesan yang kuat kepada entitas dan individu di seluruh dunia bahwa jika mereka berusaha mendukung Rusia, Amerika Serikat juga akan menghentikan mereka," kata Wakil Menteri Perdagangan untuk Industri dan Keamanan Alan Estevez dalam sebuah pernyataan, sebagaimana yang dikutip dari Reuters, Kamis (30/6).
ADVERTISEMENT
Sejumlah perusahaan China tersebut dituduh telah memasok barang-barang ke militer Rusia. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membantah tuduhan itu.
"China dan Rusia melakukan kerja sama perdagangan normal atas dasar saling menghormati dan saling menguntungkan. Ini tidak boleh diganggu atau dibatasi oleh pihak ketiga mana pun," katanya dalam konferensi pers di Beijing, Rabu.
Menurut Kedutaan Besar China di Washington, belum memberikan dukungan militer Rusia atau Ukraina. Ia mengeklaim bahwa sanksi tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-hak perusahaannya.
Sejumlah perusahaan tersebut termasuk, Connec Electronic Ltd., World Jetta of Hong Kong, dan Logistics Limited, tiga bisnis China yang dituduh memberikan dukungan kepada militer Rusia, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Permintaan komentar dari dua lainnya, King Pai Technology Co. Ltd. dan Winninc Electronic, tidak segera dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Sementara pejabat AS sebelumnya mengatakan bahwa China secara umum mematuhi pembatasan, Washington telah berjanji untuk memantau kepatuhan dan menegakkan peraturan dengan ketat.
"Kami tidak akan ragu untuk bertindak, di mana pun pihak berada, jika mereka melanggar hukum AS," kata Asisten Sekretaris Perdagangan untuk Administrasi Ekspor Thea Rozman Kendler dalam pernyataan yang sama.