PBB Habiskan USD 100 Juta Dana Darurat Bantu Tujuh Negara Atasi Kelaparan

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
18 April 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PBB mengumumkan akan mengeluarkan dana darurat senilai USD 100 juta untuk membantu sejumlah negara yang dilanda kelaparan. Di antara negara tersebut yakni, Yaman dan enam negara Afrika termasuk, Somalia, Ethiopia, Kenya, Sudan, Sudan Selatan, dan Nigeria.
ADVERTISEMENT
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, kondisi kelaparan tersebut turut disebabkan oleh perang di Ukraina.
"Konflik bersenjata, kekeringan dan gejolak ekonomi menjadi pendorong utama kerawanan pangan di tujuh negara penerima itu, konflik di Ukraina menimbulkan situasi mengerikan yang bahkan lebih buruk lagi, mengganggu pasar pangan dan energi, serta peningkatan biaya impor di luar jangkauan konsumen," jelasnya melalui pengumuman PBB.
Pengumuman itu disampaikan oleh PBB setelah terjadinya perdebatan sengit antara Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dan Wakil Duta Besar Rusia Untuk PBB Dmitry Polyansky pada Kamis (14/4).
Perempuan Sudan menggendong anaknya. Foto: Reuters/Siegfried Modola
Polyansky mengatakan faktor utama ketidakstabilan dan sumber masalah saat ini bukan karena operasi militer khusus Rusia di Ukraina, tetapi karena sanksi-sanksi yang dikenakan pada negara kami, dengan berusaha memutus pasokan apa pun dari Rusia dan rantai pasokan.
ADVERTISEMENT
Sementara Satuan Tugas PBB pada Rabu (13/4) memperingatkan bahwa perang akan mengancam perekonomian di sejumlah negara berkembang. Negara-negara itu sekarang tengah menghadapi biaya pangan dan energi yang lebih tinggi, serta kondisi keuangan yang semakin sulit.
Sekjen PBB Antonio Guterres turut meluncurkan laporan yang mengatakan bahwa miliaran manusia dilanda kemiskinan yang saat ini juga didorong oleh gejolak pasokan kebutuhan pokok.
“Sebanyak 1,7 miliar orang yang sepertiga di antaranya sudah hidup dalam kemiskinan, sekarang menjadi sangat rentan terhadap gangguan dalam sistem pangan, energi dan keuangan yang memicu peningkatan kemiskinan dan kelaparan.”