Potensi Batik Melonjak, Menparekraf Buka Peluang Lebih dari 200.000 Tenaga Kerja

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2021 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menparekraf, Sandiaga Uno Rapat kerja dengan Menteri dan Wakil Menteri BUMN  Foto: Menparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf, Sandiaga Uno Rapat kerja dengan Menteri dan Wakil Menteri BUMN Foto: Menparekraf
ADVERTISEMENT
Lebih dari 200.000 tenaga kerja berhasil diserap lewat industri batik. Hal ini disampaikan langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam webinar bertajuk 'Meningkatkan Mutu Batik Kekayaan Nusantara', Sabtu (2/10).
ADVERTISEMENT
Lewat kegiatan tersebut, ia pun mengatakan adanya peluang positif yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dalam menggerakan roda perekonomian lewat pemberdayaan tenaga kerja di sektor ini. Terlebih jika penggunaan batik dapat diaplikasikan daam kehidupan sehari-hari.
"Industri batik mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 200.000 orang pada lebih dari 47.00 unit usaha yang tersebar di 101 sentra industri batik," ujarnya lewat acara daring yang berlangsung di Yogyakarta tersebut.
Keberagaman batik Indonesia terus berkembang mengikuti zaman sehingga batik yang tadinya merupakan seni tradisi kini menjadi seni modern. Aneka warna, desain, sampai cara mencanting tertuang dalam batik khas dari berbagai daerah.
Hingga kini tercatat sebanyak 5.849 motif batik yang berasal dari seluruh penjuru negeri, mulai dari Aceh hingga Papua. Setiap tempat memiliki khas dan makna tersendiri dibalik motifnya, ini menunjukkan kekayaan budaya yang ditawarkan dalam batik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, acara ini digelar oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) bersama Menarekraf dan PT Kaltim. Lewat Kepala BSN, Kukuh S. Achmad, pihaknya ingin menjadikan industri kreatif sebagai potensi menjanjikan. Namun, untuk mencapainya industri ekonomi kreatif ini perlu mengoptimalisasi agar produk batk dapat tembus ke pasar internasional.
Ia juga menegaskan pentingnya Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk membuat mutu batik semakin tinggi dan terpercaya. Ini juga harus menjadi fokus pemerintah untuk mendorong kinerja produsen dala menciptakan kualitas batik dengan penerapan SNI.
Oleh karena itu, BSN menyediakan skema penerapan SNI berikut dengan pembinaan dan fasilitas sertifikasi. Seai itu, pihaknya akan terus berusaha terkait pelestarian batik dan produknya dengan menetapkan sebanyak 32 SNI batik yang teah disusun Komite Teknis 59-03 Batik dan produknya.
ADVERTISEMENT
“Selain berperan memberikan perlindungan kepada masyarakat, SNI juga menjadi panduan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia,” ujarnya.
Dengan begitu, produk batik dengan SNI terjamin akan kualitas yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Batik sendiri sudah menjadi aset ekonomi kreatif yang berada di sektor UMKM dengan 101 sentra usaha di berbagai daerah.