Sepi Penumpang, Sopir Taksi Thailand Bikin Kebun Sayuran di Mobil

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
21 September 2021 9:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Taksi yang terbengkalai akibat pandemi virus COVID-19 di Thailand. Foto: Chalinee Thirasupa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Taksi yang terbengkalai akibat pandemi virus COVID-19 di Thailand. Foto: Chalinee Thirasupa/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kasus positif Covid-19 kembali meningkat drastis di Thailand. Pembatasan aktivitas yang telah berlaku beberapa hari ke belakang ini berimbas pada sepinya penumpang taksi dan ini mempersulit para sopir memperoleh penghasilan untuk kebutuhan hariannya.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar sopir taksi di sebuah perusahaan mau tak mau berhenti dan meninggalkan jalanan. Pemilik perusahaan taksi memutuskan untuk banting setir dan menggunakan atap mobil yang menganggur ini untuk menanam sayuran. Dengan harapan ini dapat membantu sopir yang berhenti untuk mendapatkan makanan.
Koperasi Taksi Ratchaphruek membangun taman mini dengan membuat wadah tanaman menggunakan plastik sampah hitam kemudian wadah tersebut disimpan di atas taksi yang berjajar di parkiran. Mereka kemudian menanam berbagai tanaman, termasuk cabai, mentimun, dan zukini. Setelah panen, mereka berharap ini bisa dijual di pasar lokal.
Taksi di Bangkok biasanya ramai untuk pariwisata, namun semenjak pembatasan yang ketat perusahaan taksi ini bisa saja berhenti.
"Ini adalah opsi terakhir kami," Thapakorn Assawalertkun, salah satu pemilik perusahaan, dilansir dari BBC. "Menanam sayuran di atap tidak akan merusak taksi karena sebagian besar sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Mesin rusak, ban kempes. Tidak ada yang bisa dilakukan," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia menyayangkan pembatasan yang kini memaksa puluhan mobilnya tak berfungsi. Terlebih masih banyak dari kendaraan ini yang diperoleh dari pinjaman dan belum dilunasi hingga kini. Sementara pemerintah belum sama sekali menawarkan bantuan keuangan.
Diketahui kegiatan menanam beberapa sayuran di atap taksi ini menjadi aksi unjuk rasa dan bentuk protes yang bisa mereka lakukan. Selain koperasi Ratchapruk, koperasi Bovorn juga ikut melakukan hal yang sama.
Kedua koperasi ini menggunakan armada taksi untuk menanam sebagai opsi sementara untuk setidaknya dapat bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.