Uni Eropa Mau Cari Dana USD 140 M untuk Lindungi Konsumen dari Krisis Energi

Kabar Bisnis
Segala informasi soal bisnis, mulai rumor pasar hingga kabar terbaru dunia bisnis.
Konten dari Pengguna
15 September 2022 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uni Eropa berencana mencari dana lebih dari USD 140 miliar untuk membantu melindungi konsumen dari melonjaknya harga energi yang mengancam resesi ekonomi dan kebangkrutan.
ADVERTISEMENT
Harga gas dan listrik Eropa telah meroket tahun ini karena Rusia memotong ekspor bahan bakar. Hal ini membuat banyak orang berjuang untuk membayar tagihan dan menghadapi krisis likuiditas.
Menurut laporan Reuters, Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa mengatakan harga yang lebih tinggi ini tetap menjadi kekuatan pendorong dominan inflasi di zona euro.
Pemerintah Eropa telah merespons dengan sejumlah upaya mulai dari membatasi harga listrik dan gas konsumen hingga menawarkan kredit dan jaminan kepada penyedia listrik yang berisiko kolaps.
“Negara-negara Anggota UE telah menginvestasikan miliaran euro untuk membantu rumah tangga yang rentan. Tapi kami tahu ini tidak akan cukup,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada Parlemen Eropa, sebagaimana yang dikutip dari Reuters, Kamis (15/9).
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Prancis mengumumkan batas harga energi baru untuk tahun 2023 dan Denmark menyiapkan plafon tagihan energi sementaranya sendiri dalam upaya melindungi konsumen dari inflasi yang tinggi.
Usulan dari Komisi Eropa mencakup batas pendapatan untuk pembangkit energi yang telah diuntungkan dari kenaikan harga tetapi tidak menggunakan gas. Selain itu, ia menampilkan kebijakan yang mengharuskan perusahaan bahan bakar fosil untuk membagi keuntungan tak terduga dari penjualan energi.
“Pada saat ini adalah salah untuk menerima rekor pendapatan dan keuntungan yang luar biasa yang diuntungkan dari perang dan di belakang konsumen kami,” kata von der Leyen.
Para pemerintah akan bertanggung jawab untuk menutup kelebihan pendapatan dan menyalurkannya kembali ke dalam langkah-langkah yang dapat mencakup penurunan tagihan listrik, atau membantu konsumen berinvestasi untuk menghemat energi seperti isolasi rumah.
ADVERTISEMENT