Konten dari Pengguna

Bagaimana Cara Allah Mencabut Ilmu dari Manusia?

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
6 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia? Sebagaimana diketahui, segala sesuatu di dunia datangnya dari Allah SWT, termasuk ilmu pengetahuan. Maka, kita juga perlu menyadari bahwa ilmu juga dapat sewaktu-waktu diambil kembali.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan situs Universitas Islam Indonesia, ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah SWT wajibkan atas manusia. Jika manusia berilmu, maka akan menyembah Allah SWT dan dengannya agama Islam dapat tersebar.
Lantas, bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia? Simak artikel ini untuk mengetahui penjelasannya.

Cara Allah Mencabut Ilmu dari Manusia

Ilustrasi bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia. Foto: Pixabay
Allah SWT telah menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk manusia di dunia. Melalui Al-Qur'an, ilmu pengetahuan umum dan agama dapat dipelajari.
Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, ilmu dapat dicabut Allah SWT. Lantas bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia?
Mengutip situs Nu Online, cara Allah SWT mencabut ilmu dari manusia adalah dengan mewafatkan para ulama. Ketika orang berilmu mulai langka, manusia akan menjadikan orang tak berilmu sebagai pemimpin mereka.
ADVERTISEMENT
Apabila pemimpin tersebut ditanya permasalahan agama maupun hal-hal umum lainnya, mereka akan menjawabnya tanpa ilmu sehingga menyesatkan orang lain.
Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan HR Bukhari. Berikut isinya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الله لا يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعَاً يَنْتَزِعُهُ من العِبادِ ولَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ حتَّى إذا لَمْ يُبْقِ عَالِمٌ اتَّخَذَ الناس رؤسَاً جُهَّالاً ، فَسُئِلوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا-البخاري
Artinya: "Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggengam ilmu dengan sekali pencabutan dari para hamba-Nya. Namun, Dia menggengam ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga, jika tidak disisakan seorang ulama, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Maka, mereka tersesat dan menyesatkan." (HR Bukhari)
ADVERTISEMENT
Ulama adalah orang-orang yang berilmu dan taat kepada Allah SWT, sehingga ia takut apabila tak menyebarkan ilmu dan mengamalkannya. Oleh karena itu, malaikat, penduduk langit dan bumi, hingga semut-semut di liang dan ikan-ikan di lautan selalu meminta ampunan Allah SWT untuk para ulama.
Selain itu, mereka pun ikut berduka cita akan kepergian para ulama dari muka bumi. Seperti dijelaskan Imam Ghazali dalam kitabnya sebagai berikut:
وقال بعض الحكماء إذا مات العالم بكاه الحوت في الماء والطير في الهواء ويفقد وجهه ولا ينسى ذكره
Artinya: "Sebagian ulama ahli hikmah berkata: apabila satu ulama wafat, ikan di lautan serta burung di udara pun akan turut berduka cita (akan kepergiannya). Jasadnya akan sirna, namun ia akan selalu dikenang."
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, diharapkan akan lahir kembali generasi-generasi penerus para ulama yang telah meninggal. Sebagaimana juga dijelaskan Imam Ghazali berikut:
وإذا مات العالم ثلم في الإسلام ثلمة لا يسدها إلا خلف منه
Artinya: "Dan ketika satu ulama wafat, maka akan ada sebuah lubang dalam Islam yang tidak bisa ditutupi kecuali oleh generasi penerusnya."

Makna Wafatnya Ulama

Ilustrasi ulama. Foto: Unsplash/Indra Projects
Ulama adalah seseorang yang dikenal sebagai ahli pengetahuan dalam agama Islam. Para ulama juga dikenal sebagai pembina umat Islam dalam sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Sehingga dengan adanya ulama, masyarakat dapat menanyakan seputar persoalan kehidupan yang berlandaskan agama.
Mengutip situs Kementerian Agama RI, dalam Al-Qur'an surat As-Sajdah ayat 24, Allah SWT berfirman bahwa kehadiran ulama memang sebagai pemberi petunjuk. Berikut bunyi ayat tersebut:
ADVERTISEMENT
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ ۝٢٤
Artinya: "Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami." (QS As-Sajdah: 24)
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwa sekelompok orang yang disebut ulama adalah orang-orang yang selalu memperjuangkan kebenaran hingga hari kiamat.
"Senantiasa akan ada sekelompok dari umatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari kiamat."
Namun, ada beberapa ulama yang telah meninggal. Menurut Islam, meninggalnya para ulama disebut sebagai tanda ilmu di dunia ini perlahan dicabut, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Selain itu, meninggalnya para ulama juga sebagai tanda-tanda akan semakin dekatnya hari kiamat. Sebab, ilmu telah diangkat dari manusia dan kemudian timbul kebodohan dan kebatilan (perbuatan yang sangat hina) yang merajalela. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
ADVERTISEMENT
"Termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan teguhnya kebodohan." (HR. Bukhari)

Pentingnya Menuntut Ilmu dalam Islam

Ilustrasi menuntut ilmu. Foto: Unplash/Campaign Creators
Setelah mengetahui bagaimana cara Allah mencabut ilmu dari manusia, kita juga perlu memahami pentingnya ilmu dalam Islam.
Menyadur karya ilmiah berjudul Konsep Ilmu dalam Islam oleh Irwan Malik Marpaung, secara etomologi, istilah ilmu berasal dari bahasa Arab, yakni al-'ilm yang berarti mengetahui hakekat sesuatu dengan sebenar-benarnya.
Dengan adanya ilmu, manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Manusia juga akan terhindar dari kebodohan dan kebatilan. Orang-orang yang terus belajar akan diberi banyak kelebihan dari Allah SWT hingga mereka dijuluki ulama, ilmuwan, atau ahli di bidang tertentu.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya menuntut ilmu dalam Islam. Dirangkum dari NU Online, terdapat sederet keutamaan menuntut ilmu untuk umat Islam, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Diangkat Derajatnya

Orang-orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya. Hal tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS-Al Mujadalah: 11)

2. Mendapatkan Pahala yang Kekal

Semua umat Islam mengharapkan pahala setelah meninggal. Salah satu cara untuk memperolehnya adalah melalui ilmu yang bermanfaat, yang hanya dapat diperoleh dari orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut:
ADVERTISEMENT
‎إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mau mendoakannya." (HR Muslim)

3. Dimudahkan Jalan ke Surga

Setiap muslim pasti menginginkan surga. Sementara itu, Allah SWT berjanji untuk orang-orang yang memiliki amalan saleh akan dimasukkan ke surga. Salah satu cara untuk menuju surga adalah dengan menuntut ilmu, sebab orang yang berilmu akan tahu bagaimana beramal saleh.
‎وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga." (HR Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

Hadis Menuntut Ilmu

Ilustrasi menuntut ilmu. Foto: Unsplash/Muhammad Rizwan
Dalam Islam, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban yang sangat ditekankan. Hal tersebut tercantum dalam beberapa hadis. Berikut uraiannya:

Hadis 1

*عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ"*
Artinya: "Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah." (HR Ibnu Majah)

Hadis 2

*عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ"*
Artinya: "Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dalam jalan Allah hingga ia kembali." (HR At-Tirmidzi)
ADVERTISEMENT

Hadis 3

*عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: "الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ"*
Artinya: "Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan. Hendaklah kamu bersemangat atas apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya aku melakukan ini dan itu, maka pasti akan begini dan begitu,' tetapi katakanlah, 'Ini adalah takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi,' karena ucapan 'seandainya' membuka jalan bagi setan" (HR Muslim)
ADVERTISEMENT
(NSF)