Mengenal Mekanisme Berkeringat Saat Tubuh Menerima Respons Panas

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
7 Maret 2024 11:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mekanisme berkeringat. Foto: Andrea Piacquadio/pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mekanisme berkeringat. Foto: Andrea Piacquadio/pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mekanisme berkeringat dipengaruhi kondisi suhu tubuh. Tubuh akan mengeluarkan keringat saat cuaca panas atau ketika seseorang usai beraktivitas. Hal tersebut termasuk salah satu respons tubuh karena adanya perubahan suhu.
ADVERTISEMENT
Lantas, kenapa manusia berkeringat saat berada di kondisi panas? Bagaimana mekanisme berkeringat? Simak artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut!

Mekanisme Berkeringat

Ilustrasi mekanisme berkeringat. Foto: Ketut Subiyanto/pexels
Menurut buku Super Complete SMP/MTS 7, 8, 9 oleh Elis Khoerunnisa dkk., pada 2020, tubuh mengeluarkan keringat saat kondisi panas adalah respons yang wajar untuk menurunkan suhu agar kembali normal.
Begitu pun sebaliknya. Ketika dalam kondisi dingin, pembuluh darah akan menyempit dan respons yang diterima tubuh adalah membuat pori-pori menyempit. Tujuannya agar panas di dalam tubuh berkurang.
Mengutip karya ilmiah oleh Abdul Muis yang diterbitkan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya pada 2015, mekanisme keringat melalui kulit dimulai saat terjadinya peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
Pengeluaran keringat membuat peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Tubuh yang mengalami peningkatan suhu sebanyak 1 derajat Celsius akan membuat pengeluaran keringat yang banyak untuk membuang suhu tubuh melalui metabolisme, sepuluh kali lebih besar.
Mekanisme berkeringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus lewat saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh. Kemudian, hal tersebut menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergik kelenjar keringat, yaitu saraf yang merangsang produksi keringat.

Pemicu Berkeringat

Ilustrasi pemicu berkeringat. Foto: Ahtziri Lagarde/Unsplash
Berkeringat adalah proses tubuh yang penting agar mendapatkan suhu yang normal. Suhu internal tubuh seseorang berkisar 36,67 derajat Celsius. Tubuh seseorang yang merasa panas akan berkeringat untuk membuat suhu tetap normal.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata manusia berkeringat tak hanya ketika cuaca panas atau usai berolahraga. Mengutip laman houstonmethodist.org, ada beberapa kondisi yang membuat keringat dikeluarkan, yaitu:

1. Ketika Gugup

Ketika seseorang gugup, baik itu saat hari pertama bekerja, kencan pertama, atau dalam kondisi yang menegangkan, setidaknya Anda akan merasakan telapak tangan dan ketiak berkeringat.
Keringat yang dikeluarkan saat gugup disebut dengan keringat emosional. Keringat ini tak sama dengan keringat yang dikeluarkan saat tubuh merasa panas.
Ketika tubuh merespons sesuatu yang membuat stres, menakutkan, membuat cemas, dan menegangkan, tubuh akan memasuki apa yang disebut respons fight-or-flight. Respons tersebut akan meningkatkan jenis kelenjar keringat kedua yang terdapat di tubuh, yaitu kelenjar keringat apokrin.
Berbeda dengan kelenjar keringat ekrin yang berada di seluruh tubuh dan bekerja saat kondisi tubuh panas, kelenjar apokrin hanya ada di beberapa bagian dan menghasilkan keringat yang lebih kental dan berlemak.
ADVERTISEMENT
Respons karena gugup akan melepaskan hormon adrenalin, sehingga tak hanya membuat Anda berkeringat, tetapi juga meningkatkan detak jantung dan pernapasan, menegangkan otot, dan meningkatkan aliran darah.

2. Saat Makan Pedas

Saat Anda makan pedas, tubuh akan mengeluarkan keringat yang jumlahnya sangat banyak. Penyebab seseorang berkeringat saat makan pedas karena adanya capsaicin, bahan aktif yang membuat makanan menjadi pedas.
Capsaicin tersebut berinteraksi dengan saraf sensitif dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk mendeteksi kehangatan di mulut. Interaksi ini membuat tubuh berpikir bahwa mulut benar-benar panas, padahal sebenarnya tidak. Sehingga, tubuh mencoba untuk mendinginkan dengan cara mengeluarkan keringat.

Perbedaan Keringat dari Kelenjar Ekrin dan Apokrin

Ilustrasi berkeringat. Foto: Andrea Piacquadio/pexels
Jenis keringat yang dikeluarkan kelenjar ekrin dan apokrin berbeda. Selain itu, dua kelenjar tersebut bekerja dalam kondisi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Menyadur vinmec.com, keringat yang dikeluarkan tubuh ke permukaan kulit umumnya mengandung air, garam natrium, dan limbah nitrogen. Elektrolit utama keringat adalah natrium dan klorida.
Namun, ternyata keringat yang dikeluarkan kelenjar ekrin dan apokrin berbeda. Berikut ini penjelasannya:

1. Keringat dari Kelenjar Ekrin

Keringat yang dikeluarkan kelenjar ekrin umum dipicu karena aktivitas dan cuaca panas. Keringat ini berwarna bening, tak berbau, dan terdiri dari 98 hingga 99 persen air.
Kandungan lain dari keringat kelenjar ekrin adalah NaCl, asam lemak, asam sitrat, asam laktat, asam askorbat, asam urat, dan urea. pH keringat kelenjar ekrin berkisar 4 hingga 6,8.

2. Keringat dari Kelenjar Apokrin

Sementara keringat dari kelenjar apokrin mengandung air, protein, karbohidrat, lipid, dan steroid. Keringat ini memiliki pH sekitar 6 hingga 7,5.
ADVERTISEMENT
Ciri lain dari keringat kelenjar apokrin adalah sedikit berminyak, kental, keruh, dan tak berbau. Bau keringat berasal dari bakteri yang mengurainya.
Karena kelenjar apokrin dan sebaceous terbuka ke folikel rambut, keringat apokrin bercampur dengan sebum.

Cara Mengatasi Keringat Berlebih pada Tubuh

Ilustrasi berkeringat. Foto: Ketut Subiyanto/pexels
Kondisi berkeringat secara berlebih dapat terjadi karena kelenjar ekrin yang terlalu aktif. Berkeringat berlebih sebenarnya hal sepele, tetapi dampaknya dapat menyebabkan kepercayaan diri turun karena mengganggu penampilan.
Mengutip kemkes.go.id, keringat berlebih dapat ditangani dengan berbagai cara, yaitu:
ADVERTISEMENT
(NSF)