Sejarah Hari Kartini 2024 dan Kumpulan Tema Peringatannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
19 April 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi Hari Kartini 2024, Foto Unsplash/Ed Us
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari Kartini 2024, Foto Unsplash/Ed Us
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Kartini 2024 diperingati pada Minggu tanggal 21 April mendatang. Peringatan tersebut bertujuan untuk menghormati semua jasa Kartini selama memperjuangkan hak sesama perempuan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laman uici.ac.id, Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Peringatan tersebut berawal dari Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) No 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964.
Dalam Keputusan Presiden tersebut, Presiden Soekarno menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Selain itu, Bung Karno juga menetapkan Hari Kartini sebagai hari besar Nasional.

Sejarah Hari Kartini 2024

Ilustrasi Hari Kartini 2024, Foto Unsplash/Ed Us
Inilah sejarah Hari Kartini 2024 berdasarkan buku yang berjudul Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia Studi Historis Perjuangan Umat Islam di Pulau Jawa, Dr. Abdul Haris, M.Pd, (2024:75).
RA Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara. RA Kartini adalah putri dari Raden Mas Sosroningrat dan menjabat sebagai Bupati Jepara. Raden Mas Sosroningrat, seorang Wedana asli Mayong yang diangkat menjadi Bupati Jepara.
ADVERTISEMENT
Silsilah RA Kartini dapat ditelusuri hingga Hamengkubuwana VI. Ayah RA Kartini juga keturunan Majapahit. RA Kartini memiliki "darah santri" selain darah biru. Ibunya, MA Ngasirah, adalah putri dari Kyai Haji Madirono dan Nyai Hajjah Siti Aminah, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Keluarga besar Kartini adalah kelompok orang ningrat yang telah berpikiran maju. Kakeknya, adalah seorang Pangeran dari Condronegoro merupakan generasi awal dari rakyat Jawa yang menerima pendidikan di luar negeri dan juga pandai menguasai bahasa Belanda.
Selain itu, Ayah Kartini seorang penulis, tulisannya sering muncul lalu diterbitkan oleh majalah "Bijdragen Vool hed Kloninkijk Institut Voor de Taal, Land-en Volkenkunde Voor Nederlandsch Indie".
Pada tahun 1885, Kartini mulai bersekolah di European Lagere School (ELS), sekolah yang hanya diperuntukkan khusus bagi warga Belanda dan anak pribumi yang berkhidupan elit saja. Semasa sekolah, Kartini juga merasakan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Kartini berusaha memperkenalkan karya ukir Jepara sampai ke luar negeri. Pada tahun 1898 ,Kartini berupaya mengirimkan hasil ukir dan kerajinan batik ke pameran lukisan di Den Haag.
Pada usia dua puluh, Kartini bisa belajar tentang mobilitas perempuan di Eropa, sedangkan perempuan di negaranya sendiri masih tunduk pada budaya lama. Kartini sangat terkekang dalam sikap dan gagasannya tentang belajar lebih banyak tentang wanita Eropa.
Pada tahun 1900, Kartini bertemu dengan Mr. JH Abendanon, Direktur Pendidikan, Agama dan Kerajinan. 20 November 1900, Tn. Abendanon mengirimkan surat edaran kepada seluruh penduduk Jawa dan Madura yang berisi pemikiran Kartini tentang pendidikan anak perempuan di Jawa, khususnya di kalangan atas.
Surat edaran tersebut meminta dewan untuk membuat rekomendasi dan pendapat tentang pembangunan beberapa jenis sekolah untuk perempuan Indonesia. Pada Mei 1901, Kartini menerima kabar bahwa rencana pemerintah untuk mendirikan sekolah putri di Jawa ditentang oleh sebagian besar bupati, yang melarangnya atas dasar feodal.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Juni 1903 Kartini berhasil membuka sekolah wanita pertama di Hindia Belanda. Pada saat sekolah di buka Kartini mempunyai satu orang murid saja. Seiring berjalannya waktu murid Kartini pun sekarang menjadi lima murid.
Pada saat itu Sekolah Kartini dapat diterima oleh masyarakat Jepara dengan baik, sekolah itu dibuka empat hari dalam seminggu. Sekolah itu di buka dari pukul 08.00 sampai 12.30 WIB. Pelajaran yang diberikan adalah pelajaran membaca, menulis, menggambar, pekerjaan tangan dan memasak.
Di saat Kartini sibuk dengan kehidupannya, dengan sabar menunggu surat lamaran beasiswa untuk belajar di Batavia, suatu hari, utusan Bupati Lembang datang membawa surat dari RA Kartini. Bupati Sosroningrat sangat mengenal Raden Adipati Djojo Adhingrat. Dia adalah seorang duda dengan enam anak, semuanya muda.
ADVERTISEMENT
Kartini pun mendengar kabar tersebut. Kartini pun khawatir dan sedih karena Kartini masih ingin kuliah beberapa tahun lagi, mendapatkan ijazahnya, dan kemudian bekerja. Namun di sisi lain, karena Kartini sangat menghormati kedua orang tuanya, Kartini juga diminta mempertimbangkan apakah dia mau menerima lamaraan tersebut.
Setelah orang tuanya memberikan waktu tiga hari untuk mempertimbangkan, Kartini akhirnya setuju, dan memberikan jawaban beserta syarat sebagai berikut: pertama, tidak ada upacara sujud (sungkem) dan pemujaan kaki pengantin pria, diperbolehkan untuk membuka sekolah dan mengajar seperti apa yang telah Kartini lakukan di Jepara. Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, maka Kartini tidak mau menerima lamaran tersebut.
Akhirnya, Bupati Rembang tidak keberatan dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Kartini dan menerimanya dengan senang hati. Di Tanggal 7 Juli 1903, surat keputusan Gubernur Jenderal dari Hindia Belanda keluar, dimana surat itu berisi tentang permohonan Kartini belajar di Batavia.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jendral Hindia Belanda pun mengizinkan RA Kartini dan RA Rockmini untuk belajar di Batavia dengan biaya dari negara sebesar 1200 (dua ratus gulden) per bulan selama 2 tahun. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa yang dicapai oleh Kartini karna inilah salah satu cita-citanya untuk belajar.
Dikarenakan Kartini akan mau menyelenggarakan pernikahan, Kartini kembali mengajukan permohonan kepada Ny dan Tuan Abendanon untuk mengusahakan agar subsidi dari pemerintah sebesar f 4800 itu dapat diberikan kepada Agus Salim.
Kartini resmi menikah dengan Bupati Lembang pada 8 November 1903 dan dibawa ke Lembang pada 11 November 1903. Selama di sana, Kartini tampak sangat senang dengan kegiatan baru di sana yang menurutnya merupakan tantangan baru baginya karena harus membagi waktu dengan suami, anak tiri dan masih punya waktu untuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Atas izin suaminya, Kartini pun membuka sekolah putri di samping pendopo di Kabupaten Rembang. Kemudian Kartini mendirikan sekolah karena peduli terhadap anak-anak kecil terutama kaum perempuan. Pada saat itu Kartini menyadari betul bahwa akan sulit memperbaiki budaya yang sudah kental dan mengakar kedalam budaya Jawa.
Kartini selalu memikirkan bagaimana caranya untuk merubah pola pandang masyarakat jawa. Kartini juga sudah memakai berbagai macam cara dan hasilnya nihil. Dari sinilah, Kartini melihat jalan keluarnya dengan cara membentukan karakter anak sejak kecil.
Berkat dari Kartini muncullah kemandirian perempuan sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya diri terhadapt kaum perempuan itu sendiri, pondasi tersebut harus dimiliki oleh semua wanita agar bisa sederajat dengan kaum pria. Ini adalah visi yang dijalankan Kartini didalam pendidikannya.
ADVERTISEMENT
Wanita Indonesia (Jawa) harus bisa maju dan sejajar dengan pria. Agar perempuan bisa memiliki potensi besar bagi bangsa. Kebebasan dan kebahagiaan yang dirasakan Kartini tidak berlangsung lama. Pada tanggal 17 September 1904 Kartini meninggal dunia dalam usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Belum diketahui penyebab meninggalnya Kartini, diketahui Kartini dalam keadaan sehat 4 hari setelah melahirkan. Bahkan sebagai Ph.D. Van Ravesteyn datang lagi untuk memeriksa Kartini.
Saat Ravesteyn hendak pergi, Kartini tiba-tiba mengeluh sakit perut. Perubahan ini datang terlalu tiba-tiba. Setengah jam kemudian, Kartini meninggal. Soal kematian Kartini karena konspirasi Kabupaten. Namun peristiwa ini tidak dapat dibuktikan secara jelas.
Yayasan yang diberi nama Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga van Deventer, tokoh politik Etis. Sudah sekitar delapan tahun Kartini wafat, dan sudah cukup berhasil dalam mendirikan sekolah. pada tahun 1912 Kartini mendirikan Sekolah Wanita yang berlokasi di Semarang, dan berlangsung beberapa tahun kemudian Kartini juga mendirikan sekolah yang sama yang berlokasi di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Nama sekolah-sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini".
ADVERTISEMENT
Karena segala jasanya, nama Kartini kini dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Kartini juga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Selain itu, Kartini dikenal sebagai pelopor pembebas Indonesia yang pertama kali menuntut agar perempuan dibebaskan dari ketidakadilan dan diskriminasi laki-laki.
Presiden RI ke-2 mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, menetapkan Kartini sebagai pahlawan kemerdekaan nasional dan menetapkan hari lahir Kartini sebagai hari besar yang dikenal dengan Hari Kartini.

Kumpulan Tema Peringatan Hari Kartini 2024

Ilustrasi Hari Kartini 2024, Foto Unsplash/Ed Us
Inilah kumpulan tema peringatan Hari Kartini 2024 yang dapat dijadikan sebagai referensi.
ADVERTISEMENT
Demikianlah sejarah Hari Kartini 2024 dan kumpulan tema peringatannya yang dapat dijadikan sebagai referensi. (Adm)