Konten Media Partner

Bisi kuasai separuh pasar benih jagung dalam negeri

4 Mei 2018 14:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAKARTA, kabarbisnis.com: Produksi benih jagung PT Bisi Internasional Tbk, kuasai pasar dalam negeri sekitar 50% dari kebutuhan nasional. Sisanya, diperebutkan produsen benih yang lain seperti Pioneer, Syngenta, dan Asian Hibride"Produk Bisi menguasai pasar benih jagung lokal sekitar 50%," kata Manager Pemasaran Wilayah Barat PT Bisi, Hari Prabowo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/5/2018).Dia menyebutkan kapasitas produksi benih jagung sekitar 70 ribu ton/tahun-80 ribu ton/tahun. Produksi ini sebagian besar memenuhi kebutuhan benih jagung pada Upaya Khusus (Upsus). Sisanya, masuk pasar bebas.Luas areal tanaman jagung nasional sekitar 7 juta hektar dengan kebutuhan benih mencapai 105.000 ton/tahun. Tingginya kebutuhan benih nasional ini, mengindikasikan bahwa bisnis benih jagung masih menjanjikan.Sebagai informasi pada semester pertama 2017 lalu, BISI hanya mengantongi laba berjalan sebesar Rp 87,85 miliar, turun 36,3% dibandingkan periode sama 2016 yakni Rp 138,03 miliar.Penurunan laba ini disebabkan beban pokok penjualan yang membengkak. Tercatat beban penjualan perusahaan di semester I-2017 sebesar Rp 601,24 miliar atau lebih tinggi dari beban pokok 2016 yang sebesar Rp 440,5 miliar.Penjualan BISI masih mengandalkan produk benih jagung. Benih jagung menyumbangkan pendapatan sebBesar Rp 290,09 miliar, benih sayuran dan buah-buahan Rp 141,1 miliar dan benih padi Rp 8,37 miliar.Bisi juga mengantongi pendapatan dari penjualan produk pestisida dan pupuk sebesar Rp 409,6 miliar serta penjualan produk lain-lain sebesar Rp 3,51 miliar.Hari Prabowo mengatakan Bisi mempunya beberapa jenis seperti Bisi 2, Bisi 18, Bisi 22, Bisi 226 dan Bisi 228. Produktivitas rata-rata 12 ton/ha-13 ton/ha.Dia memberikan contoh henih jagung Hibrida BISI-18 di lahan pasang surut di Sumatera Selatan mampu menghasilkan hingga 8,3 ton/ha. Padahal di daerah pasang surut ini biasanya mereka cuma mendapatkan 6,4 ton per hektar jagung pipil kering.Marketing Eksekutif PT Bisi International Tbk wilayah Sumatera Selatan, Agus Purwanto menambahkan, petani semakin antusias tanam jagung Bisi karena hasil dari musim kemusim semakin meningkat."Hal ini membuktikan bahwa benih jagung Bisi, terutama Bisi-18 memang terbukti mempunyai produksi yang tinggi. Bisi-18 menurutnya mempunyai keunggulan rendemen panennya yang bagus, mencapai 85% dan mempunyai kualitas hasil yang sangat baik," terangnya.Berdasarkan data produksi tahun 2016 sebesar 23 juta ton pipilan kering (BPS) dan target luas tambah tanam jagung 2017 sebesar 700.000 ton sampai 1 juta ha, Indonesia optimis bahkan surplus jagung di 2018.Penjualan benih Bisi sebagian besar diberikan kepada petani jagung lewat kerjasama kemitraan, dimana Bisi menjual benih jagung kepada petani binaan mereka dan memberikan pendampingan selama proses penanaman.Selanjutnya, petani binaan baru membayar harga benih tersebut setelah petani panen jagung. Jadi, kemitraan dilakukan dengan memberikan modal awal ini diharapkan terus berkembang dan memudahkan petani meningkatkan produksi jagung mereka.Sejauh ini, PT Bisi sudah memiliki kerjasama dengan petani dengan luas lahan sebesar 30.000 ha, dimana luas lahan itu ditargetkan mencapai 100.000 ha pada tahun ini. kbc11
ADVERTISEMENT