Cetak SDM berkualitas, Kemenpar luncurkan One GM One SMK

Konten Media Partner
1 Maret 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cetak SDM berkualitas, Kemenpar luncurkan One GM One SMK
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mendorong kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di Indonesia. Salah satu caranya dengan meluncurkan Program “One GM One SMK” sebagai upaya untuk memenangkan kompetisi global di era industri 4.0.
ADVERTISEMENT
Peluncuran dilakukan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I Tahun 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, 28 Februari - 1 Maret 2019. Launching Program “One GM One SMK” dilakukan secara simbolis penyerahan buku oleh Ketua Asosiasi SMK Pariwisata dan perkumpulan GM kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Program “One GM One SMK” merupakan implementasi dari program 3 C (curriculum, certification, dan centre of execellence) untuk meningkatkan mutu sesuai dengan standar global. Serta implementasi SMK Revitalisasi sesuai dengan INPRES Nomor 9 Tahun 2016 untuk meningkat standar sesuai dengan kebutuhan industri dengan menambah SDM Guru berasal dari industri dan praktisi.
“Saya ingin anak-anak kita didik oleh professional. Lulusan SMK Pariwisata di Indonesia ini memiliki keterampilan, dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders pariwisata. Untuk tidak mengambil resiko tersebut, maka saya mengeluarkan tiga instruksi 3C, yakni Curriculum, Certification dan Center of Excellence,” kata Menpar Arief.
ADVERTISEMENT
Yang perlu digarisbawahi, lanjut Menpar Arief, adalah semua elemen harus merujuk pada Indonesia Incorporated. Yaitu dengan kerja sama unsur Pentahelix ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media).
“Kalau berdiri sendiri, maka saya pastikan tidak akan berjalan. Sebab harus merangkul unsur pentahelix," kata Menpar Arief Yahya, Kamis (28/2).
Berdasarkan data yang diterimanya, hingga hari ini bahwa jumlah lulusan SMK yang tidak diterima atau diserap dilapangan kerja mencapai 12 persen. Sedangkan lulusan SMU sekitar 9 persen. Masih ada selisih antara SMK dan SMU. Namun demikian, ini menjadi tugas bersama berbagai pihak untuk memaksimalkan potensi lulusan SMK. Data tersebut merujuk SMK secara umum, bukan merujuk data lulusan SMK Pariwisata saja.
“Salah satu solusinya adalah pengembangan pedoman magang harus bisa dipercepat. Selain itu perlu dilakukan terobosan dengan mengoptimalkan fungsi LSP. Tujuannya, agar menghasilkan lulusan SMK sesuai dengan standar kompetensi global. Ingat jika ingin menjadi global player maka standarnya juga harus global,” kata Menpar Arief Yahya.
ADVERTISEMENT
Menpar Arief Yahya juga sangat yakin bahwa data lulusan SMK tersebut merujuk pada lulusan SMK secara umum. Bukan hanya lulusan SMK Pariwisata. Sebab, kata Menpar, lulusan SMK Pariwisata ini memiliki keterampilan, dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders pariwisata.
"Untuk tidak mengambil resiko tersebut, maka saya mengeluarkan tiga instruksi 3C, yakni Curriculum, Certification dan Center of Excellence. Dan yang perlu harus digarisbawahi adalah semua elemen harus merujuk pada Indonesia Incorporated," ungkap Menpar Arief Yahya.
Dalam kesempatan tersebut, Arief Yahya pun meminta kepada para stakeholders khususnya industri perhotelan agar mengizinkan fasilitasnya dapat digunakan untuk praktik kerja SMK Pariwisata. Upaya ini dilakukan untuk menjaga standar kualitas yang lebih baik.
"Saya ingin pelajar SMK Pariwisata diajar langsung oleh ahlinya yang ada di lapangan. Yaitu para GM itu yang mengajar. Dan ternyata mereka mau mengajar langsung di SMK di wilayah mereka masing-masing," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Bidang Manajemen Strategis Kemenpar Priyantono Rudito menjelaskan, program kerjasama amtaini asosiasi SMK Pariwisata berinisiatif bekerja sama dengan sekitar 1.200 General Manajer (GM) Hotel yang tergabung dalam asosiasi profesi pariwisata (IHGM dan IHGMA).
“Para GM diwajibkan mengajar dan iikut serta mengembangkan SMK Pariwisata di seluruh Indonesia baik sebagai guru/trainer, pembina, dan fasilitator untuk menciptakan SDM pariwisata yang siap menyambut era revolusi industri 4.0,” kata Priyantono.
Tidak hanya itu, lanjut Priyantono, pada 29 Maret nanti Kemenpar akan memiliki Internasional Class. Kelas internasional itu mendatangkan talenta internasional ke Indonesia itulah yang menjadi harapan.
“Sehingga kita memiliki model pengajaran berstandart internasional di Indonesia. Dan anak-anak kita bisa memanfaatkannya tidak hanya di Indonesia,” katannya.
ADVERTISEMENT
Rakornas WIDT kali ini diikuti sekitar 500 peserta dari kalangan akademisi, industri pariwisata, pemerintah, komunitas, dan media. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman bersama (MoU) dengan berbagai pihak dalam rangka penguatan penetrasi pasar pariwisata Indonesia lewat digital serta launching ‘Program One GM One SMK’.
Penandatanganan MoU dalam Rakornas Pariwisata I Tahun 2019, antara lain Bidang Kerjasama WSA dan BE-X & BYTE (Startup Pariwisata), Pengembangan Startup & SDM Pariwisata 4.0, Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, Bidang Pendampingan Desa Wisata (Pengembangan Kapasitas SDM – Capacity Building Berbasis Digital), dan Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism Observatory/STO).
“Para stakeholder akan support program pemerintah apalagi dalam hal pengembangan SDM yang berkualitas agar mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” pungkasnya.
ADVERTISEMENT