Dalam bisnis, setiap janji wajib ditepati

Konten Media Partner
27 Juli 2017 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dalam bisnis, setiap janji wajib ditepati
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JANJI adalah utang. Dan seringkali, layaknya utang, kita hanya mengingat dan menganggap penting janji-janji yang "besar". Kalau Anda punya utang 1 juta, biasanya akan terus ingat dan berusaha untuk segera melunasinya. Ya, karena yang mengutangi Anda pun biasanya akan lebih rajin untuk "mengingatkan" (baca: menagih).
ADVERTISEMENT
Beda misalnya, kalau kita hanya berutang Rp 10.000. Seringkali kita anggap enteng dan remeh karena nilai nominalnya yang rendah. Dan karena yang mengutangi pun tidak terlalu menganggap penting, akhirnya utang pun "lunas" seiring berjalannya waktu. Lebih tepatnya, dianggap lunas.
Padahal utang, besar maupun kecil, tetaplah utang. Demikian pula janji, besar maupun kecil, tetaplah janji. Dalam faktanya, sebagian besar orang hanya mengingat dan mencatat janji-janji besar.
Nah, jika sebagai salesperson Anda selalu terbiasa mengingat semua janji, baik besar maupun kecil, lalu berupaya keras untuk memenuhinya, itu baru WOW! Konsumen akan berdecak kagum saat Anda memegang komitmen hingga pada hal-hal sederhana yang kadang dianggap remeh.
Ada seorang pengusaha yang terbiasa membawa helm saat pergi ke kantor, padahal sehari-hari ia menggunakan mobil berikut sopir pribadi. Helm itu biasanya di simpan di bagian belakang mobil. Buat apa? Ternyata helm itu digunakannya untuk berjaga-jaga seandainya dia harus mengejar waktu untuk memenuhi janji tertentu.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi lalulintas Jakarta yang akrab dengan kemacetan, mobil menjadi tak “lincah” lagi di jalanan. Dalam kondisi darurat, ia akan keluar dari mobilnya sambil menenteng helmnya. Selanjutnya ojek pun menjadi pilihan transportasi berikutnya. Itu dilakukannya agar bisa hadir tepat waktu sesuai dengan janji.
Lain lagi tips dari Joe Kamdani, Founder dan Chairman PT Datascrip, perusahaan distribusi dari berbagai produk perkantoran, software, serta solusi Teknologi Informasi (TI). Joe mengatakan, membangun kepercayaan bisa dimulai dari hal-hal yang paling kecil, semisal dalam urusan kartu nama. Tidak jarang seorang salesperson kehabisan kartu nama ketika bertemu dengan seorang klien. “Bila Anda mengatakan akan mengirimkan kartu nama, Anda harus benar-benar mengirimkan sesuai apa yang Anda katakan,” katanya.
ADVERTISEMENT