Maybank Indonesia himpun laba Rp2,2 triliun pada 2018

Konten Media Partner
20 Februari 2019 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI–profit after tax and minority interest) pada tahun 2018 meningkat 21,6% dan mencapai rekor baru sebesar Rp 2,2 triliun, didukung pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas aset.
ADVERTISEMENT
Laba sebelum pajak (profit before tax/PBT) meningkat 20,5% mencapai rekor Rp 3 triliun, sementara PBT recurring tumbuh 34,3% secara tahunan setelah eliminasi pendapatan one-off terutama dari penjualan surat berharga pada 2017.
Kualitas aset yang lebih baik, pertumbuhan yang solid di bisnis Syariah disertai peningkatan kinerja pada anak perusahaan, dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan juga memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja bank.
“Kami mengakhiri tahun keuangan 2018 dengan rekor laba di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Perjalanan transformasi kami kini mulai mendatangkan hasil yang positif dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di masa mendatang," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria.
"Selain melanjutkan transformasi yang tengah berjalan di perbankan global dan rekalibrasi model bisnis ritel kami, perjalanan transformasi ke depan akan fokus pada optimalisasi teknologi untuk memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik di seluruh touch points. Ini akan ditandai dengan peluncuran perbankan digital baru M2U dan perbaikan website kami.”
ADVERTISEMENT
Maybank mencatat pendapatan bunga bersih tumbuh 5,2% menjadi Rp 8,1 triliun dibanding Rp 7,7 triliun tahun sebelumnya. Implementasi penerapan pricing yang disiplin oleh bank secara berkelanjutan disertai efisiensi operasional yang meningkat memungkinkan Maybank untuk menahan tekanan pada marjin bunga, menghasilkan peningkatan marjin bunga bersih sebesar 7 basis poin menjadi 5,2%, paparnya.
Kualitas aset bank juga meningkat seperti tercermin dari tingkat non-performing loan (NPL) yang lebih rendah sebesar 2,6% (gross) dan 1,5% (net) per 31 Desember 2018 dibanding 2,8% (gross) dan 1,7% (net) tahun lalu. Sehubungan dengan peningkatan kualitas aset, Maybank juga mampu mengurangi penyisihan kerugian penurunan nilai kredit sebesar 38,6% menjadi Rp 1,3 triliun.
Terkait kredit, Taswin mengatakan ada kenaikan 6,3% mencapai Rp 133,3 triliun dari Rp125,4 triliun tahun lalu. Kredit CFS non ritel, yang terdiri dari kredit mikro, usaha kecil dan menengah (UKM) dan business banking tumbuh 10,9% mencapai Rp 58,3 triliun. Sementara kredit CFS ritel meningkat 3,1% mencapai Rp 44 triliun. Adapun perbankan global membukukan pertumbuhan kredit sebesar 2,9% mencapai Rp 31 triliun sehubungan adanya pelunasan dipercepat dari beberapa nasabah korporasi pada kuartal IV 2018.
ADVERTISEMENT
Selaras dengan strategi Maybank untuk mengurangi ketergantungan pada simpanan berbiaya tinggi, total simpanan nasabah turun 3,7% menjadi Rp 116,8 triliun. Di sisi lain, Maybank menjaga posisi modal yang kuat dengan total modal mencapai Rp 26,1 triliun pada 2018. Penambahan modal melalui rights issue yang diselesaikan pada semester I 2018, meningkatkan modal tier 1 sebesar Rp 2 triliun. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meningkat menjadi 19,0%.
Di sisi anak usaha, perbankan Syariah mencatat peningkatan laba bersih 27,3% menjadi Rp 803,3 miliar dengan total aset naik sebesar 11,2% menjadi Rp 30,2 triliun. Total pembiayaan Syariah tumbuh 14,6% menjadi Rp 23,7 triliun. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM) membukukan kenaikan laba sebelum pajak sebesar 19,4% menjadi Rp 283,4 miliar. Total portofolio pembiayaan WOM meningkat 7,7% menjadi Rp 7,5 triliun. Sementara, PT Maybank Indonesia Finance mencatat kenaikan laba sebelum pajak sebesar 19,4% menjadi Rp 426,9 miliar.
ADVERTISEMENT