Kepulauan Seribu Miliki 4 Lokasi Budi Daya Rumput Laut

Kabar Jakarta
Informasi terkini seputar Jakarta
Konten dari Pengguna
10 November 2019 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Kapal di Kepulauan Seribu. Foto: Dok. Diskominfotik DKI Jakarta.
zoom-in-whitePerbesar
com-Kapal di Kepulauan Seribu. Foto: Dok. Diskominfotik DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius ingin mengembalikan Kepulauan Seribu menjadi salah satu daerah penghasil komoditas rumput laut dengan kualitas bagus di Indonesia, seperti sebelum krisis moneter melanda Indonesia pada 1997-1998. Selama hampir 10 tahun, sejak dibudidayakan warga pulau pada 1989, rumput laut benar-benar menjadi primadona bagi warga. Terutama warga di Pulau Panggang dan Pulau Pari. Bahkan, hingga saat ini di dua pulau tersebut masih menjadi rujukan pengembangan rumput laut di Kepulauan Seribu.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, pamor rumput laut mulai meredup hingga mencapai puncaknya saat krisis moneter melanda Indonesia. Faktor pencemaran lingkungan menjadi salah satu penyebabnya. Air laut yang menjadi sumber utama proses produksi berubah menjadi kotor dan berbau akibat cemaran limbah yang masuk ke perairan. Produksi rumput laut pun turun drastis. Belum lagi krisis moneter semakin membuat biaya produksi meroket.
Kondisi tersebut pun diakui oleh Kepala Seksi Kelautan dan Perikanan Suku Dinas Ketahan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Risnadi. “Penurunan produksi saat itu, kemudian menjadi kendala besar karena ongkos produksi juga pada saat yang sama mengalami kenaikan seiring krisis moneter yang sedang berlangsung,” kata Risnadi seperti keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Selasa (28/10).
ADVERTISEMENT
Walau tidak bisa merinci berapa jumlah produksi dan juga jumlah keuntungan yang didapat para pembudi daya rumput laut pada masa kejayaan, Risnadi menegaskan pada 22 tahun lalu komoditas unggulan pada sektor perikanan budi daya nasional itu sudah menjadi primadona di wilayah Kepulauan Seribu.
Sementara itu, terkait dengan kondisi perairan di pesisir pulau Pari dan pulau Panggang masih sangat bagus dan menjadi lokasi yang pas untuk produksi rumput laut, sehingga bisa membantu memperlancar budi daya ini. Sedangkan, kawasan pesisir pulau yang lain, meski kondisinya baik, namun dinilai tidak cukup untuk bisa melaksanakan produksi komoditas ekspor nomor satu.
“Produksi rumput laut itu sebenarnya sederhana dan mudah dilaksanakan oleh siapa pun. Namun, produksinya sangat bergantung pada kualitas air lautnya. Jika tercemar, sudah pasti itu tidak akan tumbuh dengan baik,” jelas Risnadi.
ADVERTISEMENT
Melihat masa jaya itu, Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad ingin kembali mengembangkan budidaya rumput laut. Tahun ini ditandai dengan upaya mewujudkan hal itu di pulau Panggang, pulau Tidung, pulang Pari, dan pulau Lancang. Keempat pulau ini akan menjadi percontohan budidaya rumput laut.
Sebagai tahap awal, Pemkab Kepulauan Seribu sudah membagikan 4.000 kilogram benih rumput laut yang berasal dari Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta. “Aktivitas ini (budidaya rumput laut,red) harus diaktifkan kembali, karena potensi ekonominya masih sangat besar, terutama karena Indonesia mengandalkan komoditas rumput laut menjadi komoditas andalan untuk ekspor,” kata Husein.
Pemkab Kepulauan Seribu juga terus melakukan sosialisasi usaha budi daya rumput laut di sejumlah pulau, terutama empat pulau yang dijadikan percontohan. Dengan sosialisasi, diharapkan masyarakat bisa lebih memahami manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan.
ADVERTISEMENT
“Harap kami, kegiatan yang kita lakukan sekarang bisa lebih baik dari masa kejayaan rumput laut 22 tahun lalu,” imbuhnya.
com-Plaza Kabupaten Kepulauan Seribu. Foto: Dok. Diskominfotik DKI Jakarta.
Selain mengembangkan, Husein berharap agar produksi rumput laut bisa diserap oleh pasar secara maksimal. Oleh karena itu sebagai pendukungnya akan dibentuk koperasi. Upaya tersebut, dimaksudkan agar ada jaminan harga yang stabil dan membantu para pembudi daya untuk tetap bertahan.
Saat ini, lanjut Husein, sudah ada 16 kelompok yang ditugaskan untuk mengelola rumput laut terdiri dari 200 orang. Pengelolaan tersebut meliputi mengatur apakah rumput laut yang dihasilkan lebih pantas untuk dijual atau memenuhi kebutuhan warga di Kepulauan Seribu. Dengan mekanisme seperti itu, produksi akan bisa terserap secara baik.
Lurah Pulau Panggang, Pepen Kuswandi mengatakan, saat ini ada lebih dari 50 orang yang sudah menanam rumput laut di sekitar perairan Karang Lebar dan beberapa di antaranya sedang membentuk kelompok budi daya rumput laut. Perairan di situ pun dalam kondisi baik.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini petani budidaya rumput laut di Pulau Panggang mulai kembali bergairah. Kami harap bisa mengulang kembali kejayaan rumput laut tahun 90an lalu,” kata Pepen.