Lulis Irsyad Siap Promosikan Jeruk Menjadi Ikon Kabupaten Pasuruan

Konten Media Partner
3 Juli 2020 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasuruan, Kabarpas.com – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mempromosikan jeruk menjadi salah satu ikon Kabupaten Pasuruan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan Lulis kepada sejumlah awak media saat menghadiri acara panen raya jeruk andalan Batu 55 atau yang di pasaran disebut jeruk keprok punten, di kawasan Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.
“Kalau melihat potensinya sama seperti apel. Sehingga tidak menutup kemungkinan kami akan mempromosikan jeruk menjadi salah ikon Kabupaten Pasuruan,” kata Lulis kepada sejumlah awak media.
Menurut wanita yang juga istri Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf ini, jeruk adalah salah satu buah favorit di tengah pandemi Covid-19.
“Vitamin yang ada dalam buah berwarna hijau dan kuning ini sangat berkhasiat untuk menjaga imun (daya tahan) tubuh agar tetap fit,” imbuh Lulis.
Lebih lanjut, Lulis mengatakan bahwa pontensi jeruk di Desa Ngembal ini sudah ada sejak Tahun 1980 sampai 1990-an. Hanya saja, pada tahun 1992 tanaman jeruk di desa tersebut rusak diserang hama. Lalu kemudian sekitar Tahun 2000, geliat pertanian jeruk kembali bangkit dan menjadi potensi penambah sentra penghasil buah di Kabupaten Pasuruan.
ADVERTISEMENT
“Ternyata jeruk hasil petani di sini sudah menembus pasar supermarket. Ini harus kita optimalkan dengan dibantu balai penelitian jeruk dan buah subtropika untuk pemeliharaan dan kelanjutan di Kabupaten Pasuruan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Loka Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika Kementrian Pertanian RI, Harwanto yang juga hadir dalam acara ini mengatakan, Kabupaten Pasuruan memiliki wilayah yang ideal untuk pengembangan kawasan jeruk maupun buah sub tropika. Salah satunya Kecamatan Tutur yang cocok dijadikan lokasi penanaman buah jeruk dan apel.
“Jeruk sangat cocok di daerah Tutur ini. Hal itu terbukti hasilnya sudah bagus, meski terus harus dikembangkan karena buahnya bisa sangat besar. Dan kami hanya bisa menginisiasi dan siap bersinergi, silakan kepala daerah untuk mengenbangkannya,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk sekadar diketahui, banyak wisatawan yang langsung datang ke kebun jeruk di kawasan ini. Mereka bisa langsung memetik jeruk sendiri. Kendati demikian mereka tetap harus ditemani, karena untuk memetik langsung jeruk harus benar. Tidak boleh diputar tapi digunting.
Untuk harga, para petani di wilayay setempat mematok Rp 6 ribu per kilogram untuk pedagang. Sedangkan harga untuk pengecer, petani mematok Rp 7 ribu per kilogramnya. Dan kebanyakan, para pembeli adalah penjual buah di pasar tradisional maupun modern di Malang, Surabaya, Probolinggo dan sekitarnya.
“Jeruk di sini biasanya yang ngambil dari pasar-pasar di wilayah Malang. Surabaya masih belum,” ujar Supardi, salah satu petani jeruk di wilayah setempat yang memiliki lahan 1/2 hektar itu. (ajo/gus).
ADVERTISEMENT