Membaca Tantangan Industri Pengolahan Masa Pandemi, ITSNU Pasuruan Gelar Webinar

Konten Media Partner
2 Agustus 2020 23:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasuruan, Kabarpas.com – Dalam masa pandemi COVID-19, berbagai sektor bisnis mengalami kelumpuhan bahkan berhenti. Termasuk dalam hal industri pengolahan kopi, khususnya dari sisi hilir, yakni pemilik kedai kopi dan kafe. Meskipun di beberapa daerah menunjukkan sisi hulu juga terdampak. Untuk itulah, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (Prodi THP) Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan mengelar webinar nasional bertema “Strategi inovasi industri pengolahan kopi di era new normal.”
ADVERTISEMENT
“Maka kita mengadakan webinar ini, dengan duduk bersama, antara pecinta kopi, pegiat kopi, dan ahli kopi, diharapkan dapat memberikan solusi dan pencerahan untuk meningkatkan industri pengolahan kopi di Indonesia. Setiap musibah pasti ada hikmah. Setiap permasalahan pasti dilengkapi dengan pemecahannya. Tetapi harus kita cari, kita ikhtiarkan, tidak akan muncul begitu saja,” ujar Anis Nurhayati, selaku Kaprodi THP ITSNU Pasuruan saat memberikan sambutan dan membuka acara webinar nasional tersebut.
Adapun keynote speaker dalam webinar tersebut adalah Abu Amar Bustomi, selaku Rektor ITSNu Pasuruan dengan membincang kopi, agama, dan sains. Sedangkan pembicara dalam webinar tersebut adalah Hendy Firmanto dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Indonesian Coffe and Cocoa Research Institute) dengan membincang pengembangan dan Inovasi Komoditas Kopi, khususnya di masa dan pasca-pandemi. Lalu, Abdul Karim, selaku Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Pasuruan, membahas bagaimana APEKI dan Pengembangan Komoditas Kopi Petani Pasuruan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dalam pembahasan pemasaran Kopi di masa dan paska pandemi, disampaikan oleh Faiqul Khair Al-Kudus, selaku Founder Tabularasa Coffe, Secangkir Kopi Sekental Rindu.
Menjadi pembicara pertama, Abu Amar Bustomi, menjelaskan sejarah, budaya, dan religiusitas kopi. Artinya, para ulama, dalam pengalaman sufi khususnya, tidak pernah menyebutkan sisi negative dari kopi tersebut.
“Menurut al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atos, membuat kopi panas bisa mengusir jin. Ini bukan hadits, ini penyampaian seorang ulama sufi, ulama yang dekat dengan Allah. Ia katakan sesungguhnya rumah atau tempat yang tidak ditempati, kosong, sepi, maka jin akan menempati. Sedang di rumah atau tempat disitu bisa membuat hidangan kopi, maka para jin tidak akan bisa menempatinya dan tidak akan bisa mendekat atau menganggu,” ujar pria yang juga menjadi Ketua LPTNU Kabupaten Pasuruan tersebut.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dalam pemaparan Hendy Firmanto, kaitannya dalam situasi pandemi, perlu memperhatikan minat konsumen kepada specialty coffe dan bagaimana memperkaya dalam pengembangan produk diversifikasi kopi.
“Untuk contoh pengembangan produk diversifikasi kopi dalam masa pandemi, bisa seperti Kopi Talua, asal sumatera barat. Kopi dengan komposisi kopi hitam, susu kental manis, kayumanis, dan kuning telur. Atau kopi herbal cair, kopi dengan campuran temulawak dan/atau jahe,” terang alumnus S2 Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut.
Memperkuat itu, Faiqul Khair Al-Kudus, menjelaskan langkah-langkah mengelola kedai di masa pandemi seperti menjalankan marketing dan branding yang kuat, melakukan inovasi produk menyesuaikan kondisi, seperti kopi botol, serta melibatkan jaringan pertemanan dan keluarga hingga manfaatkan media sosial.
ADVERTISEMENT
“Lakukan yang terbaik sekaligus bersiap dengan kondisi yang terburuk, jangan menyerah,” ujar pria yang juga menjadi Koordinator GUSDURian Peduli Sumenep tersebut.
Sedangkan Abdul Karim, selain menjelaskan tentang perjuangan APEKI dan petani kopi Pasuruan dalam memperkenalkan kopi Pasuruan dan inovasi kopi dalam masa pandemi, yakni kopi purwojek.
“Saya berpesan kepada para paneliti, khususnya mahasiswa THP ITSNU Pasuruan untuk terus memajukan kopi Indonesia, khususnya kopi Pasuruan,” pungkasnya. (fud/gus).