Pancasila Sebagai Cerminan Aktifitas Berbangsa dan Bernegara

Konten Media Partner
14 Januari 2020 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kabarpas.com – Dalam sejarah Indonesia, lahirnya pancasila diawali oleh berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Budha yang menguasai bagian-bagian dari wilayah Nusantara. Seiring berjalannya waktu setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Nusantara, datanglah para penjajah yang berasal dari beragam negara dengan maksud dan tujuan yang berbeda. Rakyat Indonesia dipaksa serta disiksa dengan beberapa kebijakan.
ADVERTISEMENT
Namun, semangat nasionalisme tumbuh terpatri didalam jiwa rakyat Indonesia. Maka timbullah berbagai perlawanan dan pergolakan di beberapa daerah Nusantara. Berbagai upaya dilakukan para tokoh pejuang nasional bangsa dengan harapan dapat membebaskan negeri ini dari derita penjajahan yang terlampau hampir 3,5 abad lamanya, beberapa organisasi bentukan para pemuda berdiri dengan tujuan mewujudkan kemerdekaan bangsa. Begitulah pengorbanan para pejuang bangsa yang kemudian melahirkan pancasila.
Pengertian Pancasila dan Perkembangannya
Pancasila sudah tentu merupakan landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa yang merupakan cerminan aktifitas berbangsa dan bernegara. Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dan sudah diterapkan meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Pancasila terlahir melalui berbagai proses perumusan tiap-tiap sila nya oleh para ahli serta tokoh-tokoh penting negara.
ADVERTISEMENT
Begitulah, pancasila terus dikaji dalam berbagai konteks dengan tidak merubah sedikitpun pada isinya.
Pancasila sebagai Ideologi Negara
Dalam buku ini dijelaskan bahwasannya pancasila menjadi dasar ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan tujuan utama perumusannya. Maka dari sini kemudian muncul pengelompokan ideologi pancasila. Seperti ideologi terbuka dan tertutup, serta ideologi partikular dan komprehensif.
Lalu. Bagaimanakah hubungan antara filsafat dan ideologi?. Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh yang jalin-menjalin menjadi satu sistem pemikiran (System of thought) yang logis, adalah bersumber kepada filsafat.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Filsafat bersifat kritis artinya merupakan hasil akal budi dan imajinasi manusia. Maka dari itu, ada beberapa landasan filsafat bagi pancasila, diantaranya landasan ontologi, epistemologi, serta landasan aksiologi. Pancasila sendiri selalu dikaitkan dengan Filsafat. Hal ini terjadi bukan tanpa sebab, melainkan sila-sila pancasila yang merupakan Sistem Filsafat adalah suatu kesatuan organis.
ADVERTISEMENT
Bisa dilihat bahwasannya pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, antar sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila disini sebagai dasar filsafat negara serta sebagai Filsafat hidup bangsa yang hakikatnya adalah suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental, dan menyeluruh.
Pancasila sebagai Etika Politik
Etika politik adalah nilai-nilai azas moral yang disepakati bersama, baik pemerintah maupun masyarakat untuk dijalankan dalam proses pembagian kekuasaan serta pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk kepentingan bersama.
Etika politik dibangun berdasarkan karakteristik bangsa berdasar pancasila yang digunakan menampung tindakan-tindakan yang tidak diatur dalam aturan secara legal formal. Dalam hal ini, agama menjadi faktor yang sangat penting dalam berpolitik. Hal ini karena didalam agama diajarkan berbagai macam norma, nilai, serta moral yang harus digunakan sebagai pengontrol etika berpolitik bangsa.
ADVERTISEMENT
Hubungan Agama dan Pancasila
Agama merupakan suatu hal yang tidak mungkin terpisah pada sebuah negara, begitu juga sebaliknya. Negara dan agama saling memberikan keuntungan ketika kedua hal tersebut dipadukan dalam porsi yang padu.
Sebagai bangsa Indonesia yang berpancasila, agama merupakan hal yang utama dalam beberapa aspek kenegaraan. Agama telah mengalami perkembangan sejak jaman sebelum penjajahan hingga saat ini. Namun, perbedaan dalm menganut adalah hal yang tidak dapat dihindari. Harus terdapat toleransi beragama yang dilakukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Namun, toleransi dalam beragama tetaplah ada batasan-batasan tertentu dalam kondisi yang dibenarkan.
Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.
Banyak cakupan aspek yang saling berkaitan dalam hal ini. Mulai dari konsep masyarakat Madani, peran umat Islam Indonesia, kerukunan hidup antar masyarakat lintas agama, serta peran Pancasila sebagai paradigma pembangunan. Di bagian ini, dinyatakan bahwasannya pancasila menjadi dasar, landasan, hingga tujuan dilaksanakannya beberapa pembangunan dalam seluruh aspek berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Nilai-nilai pancasila dirumuskan dari aktifitas berbangsa dan bernegara yang kemudian teraplikasikan dalam satu kesatuan yakni pancasila yang terdiri dari lima butir sila yang dari masing-masing sila itu kemudian dapat menjadi acuan segala lapisan masyarakat bangsa untuk memiliki aturan, norma, moral, dan juga nilai-nilai luhur lainnya yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa bermartabat di mata dunia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai norma fundamental negara. Hubungan pancasila dengan pasal-pasal yang tertuang dalam UUD 1945 merupakan nilai instrumental. Oleh karenanya, kedudukan pasal-pasal dalam UUD 1945 berbeda dengan kedudukan pancasila dalam pembukaan UUD 1945. UUD 1945 telah melalui berbagai proses, dimulai dari amandemen yang dilaksanakan berkali-kali hingga lahirlah UUD 1945 yang benar-benar sesuai dengan pancasila sebagai dasar penetapan hukum Di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak lain bertujuan untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yakni menjadikan NKRI sebagai bangsa yang makmur dan sejahtera.
Sistem Pemerintahan
Indonesia dengan ideologi pancasila menganut Sistem pemerintahan yang demokratis sesuai dengan kebutuhan negara untuk menjamin masyarakat bebas berpendapat dan membangun partisipasi yang efektif dan efisien. Didalam buku ini juga dijelaskan bagaimana periodesasi sistem pemerintahan Indonesia, lembaga-lembaga negara beserta tugasnya, hubungan antara lembaga-lembaga negara, hingga sistem pemilu dan kepartaian di Indonesia.
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pancasila dalam perkembangan jamannya diharuskan untuk menjadi landasan pengembangan ilmu pengetahuan di era ini. Dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan iptek merupakan salah satu yang harus diperhatikan betul. Ilmu pengetahuan harus selalu dikembangkan seiring perubahan jaman yang semakin modern dan efisien.
ADVERTISEMENT
———————————————
Judul Buku: Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Penulis : M. Taufik, S.H., M.H., Diyan Isnaeni, S.H., M.H., Dr. Mayidadi, S.H., M.H., Prof.
Dr. Drs. Yaqub Cikusin, S.H., M.Si., Dr. Hj. Rahmatul Hidayati, S.H., M.H., Dr. Suratman S.H., M.H., Drs. H. Moh. Bakar Misbakhul Munir, M.H., H. Umar Said Sugiharto, S.H., M.S., Dr. H. Abdul Rokhim, S.H., M.Hum., Hayat, S.AP., M.Si., Drs. Noorhuda Muchsin, B.E., M.M., Dr. Ir. Sumartono, M.P.
Penyunting: Hayat dan H. Suratman
Penerbit : Penerbit Baskara Media
Cetakan : Juli 2018
Tebal Buku: xii + 328 halaman
Kelebihan Buku
1. Didalam buku ini dijelaskan begitu banyak hal yang menjelaskan pancasila secara komprehensif dan efisien. Bahasa yang mudah dimengerti menjadikan pembaca ataupun pengkaji buku ini menjadi lebih nyaman dan mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan penulis.
ADVERTISEMENT
2. Buku Pendidikan Pancasila ini sangat cocok untuk mahasiswa yang memiliki pemikiran kritis tinggi karena didalamnya pembahasan mengenai pancasila dijabarkan dan dikaitkan dengan banyak hal yang mampu menambah wawasan pembaca.
3. Pemggunaan beberapa kosakata baru semakin menambah pembendaharaan kata para pembaca.
Kekurangan Buku
1. Didalam buku ini, terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan kosakata yang menimbulkan keambiguan bagi para pembaca buku ini.
2. Penggunaan kalimat yang panjang dengan beberapa kosakata yang sedikit terdengar asing menyebabkan kesalahpahaman dalam memahami isi dari buku ini. (***)
______________________________________________
Identitas Peresensi
Nama : Wardah Salsabilah
Institusi : Universitas Islam Malang
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen : Hayat, S.AP., M.Si.
ADVERTISEMENT