Gastrodiplomasi Kopi Luwak: Otentikasi Warisan Kuliner Indonesia

kadeknadya88
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Udayana
Konten dari Pengguna
21 Mei 2024 11:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kadeknadya88 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pecinta kopi pastinya sudah tidak asing lagi mendengar jenis kopi luwak. Salah satu jenis kopi khas Indonesia ini memiliki popularitas yang mendunia. Ciri khas dari kopi luwak ini adalah kotoran dari hewan luwak yang disertai proses panjang untuk membuatnya memiliki cita rasa yang unik, hal ini lantas menjadikan kopi luwak sebagai "The World Most Expensive Coffee".
Kopi Luwak Authentic. Sumber : https://www.kopiluwak.org/baru/index.html
Ciri khas unik dari kopi luwak:
ADVERTISEMENT
Kopi luwak menggunakan biji kopi Robusta atau Arabika. Ada perbedaan yang membedakan biji kopi luwak ini dengan kopi biasa, yaitu pada proses pemilihan biji kopinya. Insting yang tajam dimiliki oleh hewan Luwak ini mampu membuat hewan Luwak ini memilih biji kopi yang benar-benar matang dan berkualitas tinggi.
Biji kopi luwak ini dipanen dengan cara mengambil feses atau kotoran dari hewan luwak. Setelah itu kotoran ini dicuci, dikeringkan, disangrai dan dikemas. Proses fermentasi kopi luwak berbeda dari kopi biasa. Kopi luwak menjalanifermentasi pada perut luwak itu sendiri. Terdapat penelitian menyebutkan bahwa fermentasi kopi luwak ini dilakukan selama 5 sampai 8 tahun sehingga aroma yang dikeluarkan sangat khas.
ADVERTISEMENT
Harga kopi luwak 1 Kg dapat dijual dengan harga lebih dari Rp 1 juta. Harga ini terhitung mahal daripada kopi biasa lainnya. Hal ini disebabkan karena proses yang panjang, keunikan, dan ciri khas yang dimiliki oleh kopi luwak.
Kopi luwak banyak diproduksi di Pulau Dewata atau Bali yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Meskipun kopi luwak menjadi salah satu kopi yang diminati dan digemari oleh berbagai kalangan baik dalam maupun luar negeri, nyatanya kopi luwak masih belum dilabeli menjadi produk ekspor Indonesia. Hal ini disebabkan karena terdapat kurangnya pemasok kopi luwak di Indonesia serta proses produksi yang panjang.
Kopi Luwak sebagai Produk Kopi Andalan
Hal yang sangat menarik dari eksistensi kopi luwak ini dijadikan salah satu kuliner kopi khas nusantara yang kerap dihadirkan dalam berbagai festival kopi nasional maupun internasional. Kendati demikian, secara tidak langsung kopi luwak juga dijadikan alat "gastrodiplomasi" oleh Indonesia untuk mempertahankan warisan budaya khas nusantaranya.
ADVERTISEMENT
Konsep diplomasi kuliner atau gastrodiplomacy dapat digunakan oleh negara untuk menciptakan pengertian lintas budaya dengan harapan dapat meningkatkan interaksi dengan publik atau masyarakat yang menjadi target (Chapple-Sokol, 2013). Tidak hanya Indonesia saja yang menjalani diplomasi gastronomi, namun negara-negara asia juga banyak seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Salah satu kegiatan gastrodiplomasi kopi luwak yang dilakukan Indonesia dapat dilihat melalui exhibition pada KTT G20 di Bali tahun 2022. Selain itu, jauh lebih lama lagi ternyata kopi luwak juga sempat dipromosikan di Amerika pada tahun 2013. Saat itu, Duta Besar RI untuk Amerika, Dino Patti Jalal, didampingi oleh Konsulat Jenderal RI di Houston, Al Busyra Basnur, serta Atase Perdagangan Indonesia di Washington, Ni Made Ayu Marthini melakukan diplomasi melalui demo pembuatan kopi saat bertemu Senator John Boozman (14 April 2013).
ADVERTISEMENT
Made Marthini melakukan demonstrasi pembuatan kopi luwak premium yang menjadi produk kopi andalan Indonesia dalam pameran SCAA pada 11-14 April 2013 di Boston, Amerika. Keistimewaan kopi luwak ini membuat Senator Boozman tertarik untuk mengajak pasangannya kberkunjung ke Wisata Indonesia untuk mencoba kopi luwak tersebut. Dengan demikian, Kementerian Perdagangan Indonesia menyebut dengan "Diplomasi Kopi".
Gastrodiplomasi Kopi ini melalui pertemuan langsung dnegan pihak Amerika yang berfungsi untuk memperkuat kepercayaan, keyakinan, dan pertukaranpemahaman antarbangsa (Diamond & McDonald, 1996: 3). Tujuan dari diplomasi ini adalah untuk menarik perhatian petinggi Amerika agar minat dengan kopi khas Indonesiadan menarik aktivitas impor kopi dari Indonesia.
Pemanfaatan jenis kopi luwak mengantarkan upaya pemerintah untuk melakukan soft diplomacy melalui kuliner sebagai instrumen utamanya. Dengan mempromosikan dan mengonsumsi kopi luwak, berbagai macam upaya telah dilakukan oleh Indonesia untuk menarik masyarakat asing agar melirik ciri khas dan keunikan dari kopi ini, seperti menghadirkan kopiluwak dalam pameran KTT G20, serta exhibition event internasional lainnya. Dengan demikian, kopi luwak sercara perlahan dalam menerima importir dari negara-negara diluar.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Berlian, R. M., Damayanti, C., & Haqqi, H. (2016). Multi-Track Diplomacy Indonesia dalam Upaya Peningkatan Ekspor Kopi ke Amerika Tahun 2011-2015. Unisri, I, 1–180.
Portal Informasi Indonesia. (2022). G20 Indonesia 2022 | Menebar Aroma Kopi Indonesia di Pasar Global. Indonesia.go.id. https://indonesia.go.id/g20/kategori/kabar-g20/5210/menebar-aroma-kopi-indonesia-di-pasar-global?lang=1
Multi-Track Diplomacy , A System Approach to Peace, Third Edition by Dr. Louise Diamond and Ambassador John McDonald