Ada Dimana Fungsi Komunikasi Korporasi Ketika Krisis Menghampiri ?

K4fka
Kesederhanaan Memberikan Lebih Banyak Kebaikan dan Keberanian
Konten dari Pengguna
4 Mei 2018 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari K4fka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu yang kerap terjadi saat ini dalam dunia operasional Korporasi / Organisasi adalah krisis. Berubahnya lingkungan bisnis dengan cepat memberikan dampak yang kuat bagi lingkungan bisnis Korporasi. Jika dibandingkan pada dasawarsa sebelumnya, dimana krisis terjadi dengan durasi yang lebih lambat, dapat ditutupi dan publik tidak memiliki akses untuk memberikan respon akan krisis tersebut, maka saat ini krisis adalah menu daily meal yang mau tidak mau harus ditelan. Saat ini, durasi krisis menjadi lebih sering, repetitive dan tentunya memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan Perusahaan.
Dampak yang diberikan oleh mismanajemen krisis bukan lagi perkembangan reputasi Perusahaan yang terganggu dan meredup, namun dampak tersebut lebih dashyat dan kuat, yakni perubahan susunan manajemen, tuntutan hukum, sanksi sosial dari masyarakat dan lainnya. Beberapa bulan terakhir ini, kita bisa melihat dengan gamblang bagaimana mismanajemen dari krisis menyebabkan Perusahaan besar digantikan susunan manajemennya ; tokoh publik yang meredup dalam eksistensi dan sanksi sosial masyarakat yang semakin tajam. Inilah yang kerap terjadi saat ini, perubahan yang ekstrem yang disebabkan mismanajemen dalam mengelola krisis. Kita akan membahas perihal krisis dalam sisi fungsi komunikasi korporasi. Seperti yang diketahui bersama, fungsi Korporasi Komunikasi mempunyai peran penting dalam manajemen krisis.
ADVERTISEMENT
Mencermati fungsi Komunikasi Korporasi saat ini, hal yang kerap terjadi dan seringkali kita amati, implementasi fungsi Komunikasi Korporasi merubah atau lebih tepatnya memposisikan dirinya pada posisi dalam kesibukan protokoler dan membangun reputasi semu melalui perhelatan acara besar-besaran dengan eksposure terbesar untuk internal stakeholder.
Secara menahun, implementasi ini dirasakan semakin sering dilakukan dan mungkin saja memiliki dampak positif bagi Perusahaan tersebut namun yang pasti tidak secara signifikan. Peran Komunikasi Korporasi bukanlah didominasi dengan kegiatan internal lingkungan industri dan ditujukan untuk mendapatkan appresiasi terbesar dari internal lingkungan industri tersebut.
Jika hal ini dijalankan secara konsisiten, fungsi Komunikasi Korporasi tidak akan optimal, semakin tumpul dan menjauhan posisi operasional Korporasi dari tujuan yang hendak dicapai. Hal ini akan semakin diperburuk dengan adanya disparitas antara kebutuhan pembangunan reputasi Perusahaan yang kuat dan sehat dan kenyataan pahit bahwa aktivitas komunikasi korporasi yang dilakukan selama ini adalah semu dan rapuh.
Krisis Korporasi merupakan hal yang dapat menguji sekaligus menempatkan posisi fungsi Komunikasi Korporasi menjadi esensi yang penting bagi pengembangan Perusahaan. Namun amat disayangkan, dalam realitas pada umumnya, kita dapat melihat dengan jelas dan umum dilakukan oleh para praktisi Komunikasi Korporasi ketika krisis datang menghampiri : melakukan klarifikasi normatif akan kondisi tersebut ; menutup diri dari proses klarifikasi eksternal ; tidak menjadi katalis dalam mediasi dengan stakeholder dan yang terburuk adalah menghilang dan menyerahkan fungsi point of interface dengan stakeholder kepada CEO ataupun manajemen untuk melakukan proses komunikasi. Atas dasar kebiasaan yang umum dilakukan oleh para praktisi Komunikasi Korporasi ini, maka tidak heran, fungsi ini mengalami pengerdilan diri sendiri baik oleh fungsi lain dalam internal Perusahaan dan stakeholder terkait ( dalam hal ini media dan publik ). Secara singkat, kondisi implementasi yang dilakukan oleh para praktisi Komunikasi Korporasi ini, memberikan dampak negatif pada pengelolaan krisis bahkan memperburuk kondisi yang ada.
ADVERTISEMENT
Dalam mengelola Krisis, fungsi Komunikasi Korporasi dituntut dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut.
Fungsi Komunikasi Korporasi dapat memahami dengan baik masalah berdasarkan fakta yang ada. Tanpa adanya dukungan fakta yang jelas mengenai krisis, maka konfirmasi yang akan disampaikan dalam proses komunikasi adalah bersifat normative serta bias. Hal ini akan memperburuk pihak eksternal dalam memahami krisis yang ada.
Tahap kedua adalah menyusun scenario akan pengelolaan risiko dan solusi yang ada. Tahapan ini sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan proses komunikasi public. Komunikasi Korporasi harus dapat menentukan estimasi dampak atas beberapa pilihan langkah yang akan diambil dalam menangani krisis.
Tahap ketiga, Komunikasi Korporasi mengetahui dengan baik mengenai stakeholder yang memiliki hubungan dengan krisis ini. Mengetahui pemahaman, reaksi serta penyusunan prioritas dalam berinteraksi lebih lanjut adalah hal yang penting untuk dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tahap keempat Komunikasi Korporasi mampu membuka jalur komunikasi kepada masing –masing stakeholder, menyampaikan dengan runut latar belakang krisis, upaya solusi yang dilakukan dan update proses yang ada. Disisi lain, peran Komunikasi Korporasi sebagai center dan katalis dalam penanganan krisis harus berani dijalani dan dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan yang baik dan intens.
Melalui beberapa pendekatan ini, sedikit banyak posisi Korporasi akan jauh lebih efektif, dibandingkan dengan hanya menutup diri.
Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana penerapan media krisis yang sangat baik dilakukan oleh Maskapai Penerbangan ketika terjadi kecelakaan pada pesawat yang ada. Disaat yang sangat sulit tersebut, Maskapai Penerbangan tersebut membuka jalur komunikasi yang jelas, menjalin koordinasi dengan stakeholder dan memberikan penjabaran upaya dan update hasil serta meminta dukungan masyarakat agar hal ini dapat diselesaikan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, lantas apakah terdapat perbedaan dalam pengelolaan krisis, jika dikelola dengan tepat dan tidak tepat oleh fungsi Komunikasi Korporasi ? dampak yang ada sangatlah berbeda.
Melalui penanganan yang tepat oleh fungsi Komunikasi Korporasi, stakeholder dapat menerima fakta dan pemahaman masalah dengan baik dan ikut memonitor penanganan yang ada. Bahkan, dalam jangka panjang, pembangunan reputasi Perusahaan kuat dan positif. Perusahaan dapat dipercaya dikarenakan fungsi pengelolaan krisis yang tepat. Sedangkan disisi lain, pengelolaan krisis yang tidak tepat, menyebabkan Perusahaan memiliki penurunan trust dan value yang negative oleh stakeholder.
Jelas bukan ? bahwa melalui pendekatan yang tepat, maka hasilnya pun akan berbeda. When there is a will there is a way…..
ADVERTISEMENT