Pagi itu perdebatan kecil antara Yuli dan Agus kembali terjadi. Yuli tetap saja kalah—atau tepatnya mengalah, karena Agus memang belum merasakan apa yang Yuli alami malam itu. Setelah membawa bekal secukupnya, mereka berangkat tanpa membahas lagi soal peristiwa semalam. Meski tanpa semangat, setidaknya Yuli bisa sedikit melupakan ketakutannya.
Saat waktu istirahat tiba, Yuli berjalan mengekori Agus ke pondokan. Sebentar saja rasa sejuk dan tenang singgah, seorang pria paruh baya menghampiri mereka.
“Mas, Mas, ini baru di sini ya? Kerja di sini?” tanya beliau, yang memperkenalkan diri sebagai Pak Waris, ramah dengan logat Bahasa Jawa yang kental.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814