Satu jam lebih Yuli menempuh perjalanan. Meski belum ada gangguan yang datang, tapi rasa cemas tetap menghantui jiwa Yuli. Apalagi saat ia mulai melangkah keluar dari perkampungan dan masuk ke area proyek bendungan. Perasaannya makin was-was.
Yuli menghentikan langkahnya tepat di depan gerbang seng yang menjadi perbatasan antara lahan warga dan wilayah proyek. Setelah keberaniannya terkumpul kembali, ia menerobos masuk ke dalam. Anehnya, saat sudah berada di lahan proyek, ia menemukan bangunan kecil menyerupai gubuk yang sama sekali belum pernah ia lihat sebelumnya selama bekerja di sana.
Karena penasaran, Yuli melangkah mendekat. Ia berdiri ragu di depan pintu selama beberapa detik, sebelum akhirnya mengetuk pintu dan mengucap salam. Pintu itu berdenyit terbuka. Sepi dan gelap. Tak ada siapa pun di dalam.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814