Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera

Kamaruddin Azis
Blogger di www.denun.id. Cinta pesisir dan laut Indonesia.
Konten dari Pengguna
21 September 2017 6:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamaruddin Azis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kepingan surga Ohoi Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
Keindahan pantai dan laut Maluku Tenggara (Maltera) tak diragukan lagi. Foto-foto dan narasi keunikannya tumpah ruah di media sosial dan cetak. Jika kabupaten lain menyimpan sekeping surga, Maltera pantas disebut menggenggam berkeping-keping pesona surgawi itu.
ADVERTISEMENT
Wajar sebab memiliki tak kurang dari 280 pulau besar dan kecil, dari Pulau Kai Kecil, Pulau Dullah, hingga Pulau Kai Besar. Pulau-pulau ini memboyong destinasi unggulan seperti Gua Hawa, Pulau Bair, Pulau Ngav, Er, Ngodan hingga Pasir Timbul Ngurtavur yang merupakan habitat burung Pelikan. Satu yang sering disorot adalah Pantai Pasir Panjang Ngurbloat di Kai Kecil. Majalah National Geographic menyebutnya sebagai pantai berpasir paling halus di dunia.
“Tapi jangan salah, masih banyak yang lain, misalnya Ohoi Letman,” kata Levy Latupapua.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (1)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di tepian Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
***
Levy adalah konsultan bidang Pemberdayaan dan Pengelolaan Sumberdaya Kabupaten Maluku Tenggara pada proyek Pemberdayaan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community Development (CCDP) di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta didukung pembiayaan maksimum dari The International Fund for Agricultural Development.
ADVERTISEMENT
Ohoi Letman yang dimaksudkan Levy adalah salah satu desa dampingan CCDP dan menyimpan potensi pesisir dan laut luar biasa namun belum mendapat perhatian maksimal. Padahal tak terlalu jauh dari pusat Kota Langgur.
“Masuknya CCDP untuk meningkatkan kepedulian masyarakat pada sumber daya desanya, melalui pengelolan bersama dan bertanggungjawab. Salah satunya pada potensi ekowisata. Harapannya agar ekonomi warga jadi lebih baik,” kata Levy.
Seperti apa Ohoi Letman?
“Desa ini dapat dijangkau dari ibukota kabupaten, Langgur, tidak sampai sejam. Jaraknya hanya 15 kilometer. Jika berangkat dari Ambon, kita dapat mendarat di Langgur sebelum bertolak ke desa ini,” kata Levy.
Alat transportasi yang bisa digunakan adalah kendaraan roda empat dengan sewa antara 150ribu hingga 300ribu. “Tergantung lama pakai. Kalau naik ojek biayanya 25ribu/sekali jalan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ohoi Letman, ada di Kei Kecil. Desa ini berpenduduk 1.305 orang yang tediri dari laki-laki sebanyak 645 orang dan perempuan 660 orang. Jumlah kepala keluarga sebanyak 295 KK.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (2)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Ohoi Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
Di utara Letman kita bisa melihat beranda Laut Banda, di selatan ada Desa Ohoi Kolser serta Teluk Kelenit, sementara di timur merupakan Selat Tual, di barat ada Ohoi Dertawun berikut Laut Banda. Sejauh mata memandang adalah laut dan pantai putih bersih.
Levy bercerita bahwa menurut sejarah desa, penamaan Letman yang artinya jembatan bisu bermula dari penyebutan pada cara peperangan dalam menyelesaikan sengketa antar ohoi (marga). Ohoi Letman mewujud sekitar abad ke-19 oleh seorang bapak bernama Tabasan dari marga Ohoibor. Lalu datang dua orang kakak beradik dari Ohoi Faan. Sang kakak yang marga Renfaan datang ke Letman, sementara sang adik, marga Renwarin meneruskan perjalanan ke Tual.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (3)
zoom-in-whitePerbesar
Letak gazebo bantuan CCDP, yang memukau dari Letman (foto: Levy/PIU Maltera)
ADVERTISEMENT
Laporan dari laman website CCDP-IFAD diperoleh informasi bahwa profil perekonomian Ohoi Letman ditopang oleh kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan, dan perindustrian. Untuk hasil pertanian meliputi umbi-umbian (enbal, petatas), keladi, kumbili, talas, serta sayur-sayuran, seperti daun enbal, daun papaya, terong, tomat, kol, petai, sawi, bayam, kacang panjang, dan lain-lain.
Sementara hasil perkebunan berupa kelapa, sagu, dan buah-buahan, seperti mangga, lemon manis, lemon asam, dan lain-lain. Untuk kegiatan perikanan ada perikanan tangkap dengan hasil ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Juga usaha budidaya rumput laut.
Hingga kini, beberapa kelompok masyarakat juga sudah memproduksi bakso ikan dan beragam produk olahan lainnya atas pendampingan CCDP. Ada pula kegiatan kelompok untuk pengolahan rumput laut seperti yang dilakukan oleh Kelompok Humatan, yang menghasilkan makanan berbahan rumput laut.
ADVERTISEMENT
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (4)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut Letman (sumber foto: Levy/PIU-Maltera)
CCDP dan ekowisata Letman
“Letman punya vegetasi yang kaya, baik di darat dan laut. Ini jadi alasan mengapa desa ini sangat pantas untuk dijadikan lokasi wisata atau dikelola dengan baik,” ucap Levy. Hal inilah yang mendasari mengapa CCDP memasukkan Ohoi Letman sebagai salah satu lokasi dampingan.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (5)
zoom-in-whitePerbesar
Mencecap keindahan surgawi Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
“CCDP memandang bahwa pemberdayaan pesisir di Letman sebagai jawaban agar kapasitas pengelolaan sumber daya dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautnya,” katanya lagi.
Diperoleh informasi bahwa para pihak terutama perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan bersama konsultan, pendamping desa dan terutama masyarakat telah bersepakat untuk mengembangkan lokasi ekowisata yang sesuai dengan karakter lingkungan dan penerimaan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Nama lokasinya Yeer Teran Ratut (YTR) atau artinya Bia Seratus Biji,” sebut Levy. Harapan Pemerintah Daerah, sebagaimana harapan Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap YTR adalah terbangunnya kapasitas sosial-ekonomi berbasis ekowisata sebagai pilihan pada masyarakat untuk mencari nafkah tambahan.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (6)
zoom-in-whitePerbesar
Sunset di Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
“Itulah mengapa kawasan wisata ini dikelola secara kolektif, yang tentunya melibatkan masyarakat juga Kelompok PSDA (Pengelola Sumberdaya Alam), CCDP-IFAD,” sebut Levy.
Sebagaimana spirit CCDP, pengelolaan kawasan diharapkan dapat melahirkan rasa saling memiliki, rasa saling menjaga dan merawat kelestarian alam laut. “Karena selama ini masyarakat setempat maupun pemanfaat dari luar kurang bijak memanfaatkan potensi alam laut yang ada di sekitar mereka,” kata Levy.
Levy menambahkan bahwa kini, kebutuhan YTR secara perlahan mulai dipenuhi.
ADVERTISEMENT
“Hingga kini, untuk memaksimalkan fungsi layanan wisata di Letman, CCDP telah mengalokasikan anggaran dan membangun gazebo, menara pengawas dan cafe terapung,” tambahnya.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (7)
zoom-in-whitePerbesar
Serupa 'flying fox' di Ohoi Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
Kelompok pengelola sumber daya alam Ohoi Letman yang diketuai oleh Azis Ohoimas telah berperan dan memuluskan pembangunan fasilitas tersebut. Disebut demikian sebab peran warga merupakan hal penting. Mereka adalah bagian utama dari pemberdayaan di pesisir dan pulau-pulau.
Masyarakat telah merencanakan misalnya pembangunan fasilitas flying fox dan jembatan tali. Harapannya fasilitas ini akan menjadi pemikat wisatawan.
Pesona surgawi Letman tercermin dari konfigurasi empat pula yang berdekatan. Tak hanya punya vegerasi yang masih padat, juga diberikan pantai-pantai yang indah, pasir putih dan menawan hati jika melihatnya dari ketinggian. Karena konfigurasi itu pula maka pembangunan fasilitas flying fox yang lebih bagus tidak dapat ditunda lagi.
ADVERTISEMENT
Bayangkanlah betapa menantangnya bergelantungan di atas tali, melintasi perairan berwarna biru toska, sebelum sampai di pulau seberang.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (8)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PSDA, siap bermitra (foto: Levy/PIU-Maltera)
Tak hanya itu, kita bisa menyaksikan konfigurasi pulau dengan menaiki menara yang telah dibangun oleh CCDP. Jika ingin mengaso, silakan bernaung di gazebo di tengah laut sembari memandangi pucuk-pucuk lautan, riak air dan menikmati angin sepoi dari selatan.
Untuk jangka panjang, menurut Levy, harapannya adalah jika fasilitas telah berfungsi, pengunjung bertambah maka warga bisa mendapatkan manfaat. “Misalnya menjajakan produk-produk wisata, souvenir, dan layanan jasa wisata seperti perahu, snorkeling atau penyelaman,” katanya.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (9)
zoom-in-whitePerbesar
Mari ke Ohoi Letman (foto: Levy/PIU-Maltera)
Yang dipikirkan Levy saat ini bersama Dinas Perikanan Maltera sebagai bagian dari CCDP adalah kerjasama dan dukungan para pihak yang peduli pada keberlanjutan sumber daya pesisir laut Ohoi Letman termasuk potensi wisatanya.
ADVERTISEMENT
“Apa yang diinvestasikan CCDP ini merupakan start awal untuk masuknya investor, atau siapapun yang mau bekerjasama dengan masyarakat untuk mengelola ekowisata ini. Masih banyak yang perlu dibenahi dan disiapkan. Kelompok PSDA yang ada, seperti pak Azis sangat siap menjadi mitra,” kata Levy.
Amboi! Begini Pesona Surgawi Ohoi Letman di Maltera (10)
zoom-in-whitePerbesar
Penulis bersama Levy Latupapua (foto: istimewa)
***
Di ujung obrolan, Levy bertanya. “Kapan ke Maltera, om?
“Lebih cepat lebih bagus,” jawabku.
Kalau pembaca sekalian, kapan?
Tebet, 21/09