Satuhang Daeng Se're: Kebenaran Harus Dibiayai

Kamaruddin Azis
Blogger di www.denun.id. Cinta pesisir dan laut Indonesia.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2018 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kamaruddin Azis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Satuhang Daeng Se're: Kebenaran Harus Dibiayai
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pertemuan tak disengaja di Warkop Dottoro’ Sungguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan, pada 30 November 2018 memancing gairah saya untuk berbagi perspektif dengannya. Sebagai calon voter, wajar dong kalau saya menggali sedalam apa kompetensinya, toh dia maju mewakili daerah kami?
ADVERTISEMENT
Saya pun menyalaminya, dia, Drs. Satuhang Daeng Se’re, Caleg Partai Amanat Nasional (PAN) di Dapil 1 Sulawesi Selatan untuk DPR-RI. Berikut sebagian hasil obrolan kami yang bisa jadi input bekal menuju Pileg 2019.
Bapak terlihat percaya diri menghadapi Pileg tahun depan. Karena apa?
Saya percaya diri karena memang bahwa secara keilmuan, sudah bisa menjadi representasi dari sebuah motif perjuangan yang bisa mewakili. Apakah itu komunitas atau apalah. Paling tidak, bahwa saya tidak sekadar mau tampil sebagai pelengkap. Bahwa ada hal, sebagai insan pengabdi, kita ingin betul-betul bahwa sudah saatnya saya mengabdi.
Setelah berjuang di dunia pragmatis, di dunia usaha, LSM, lalu dari sisi lain, banyak komunitas yang mendorong. Yang ingin mewakilkan aspirasinya kepada saya, terutama masyarakat petani dan nelayan yang Insha Allah kalau terpilih saya ingin perjuangankannya, bisa mendorong seperti sebuah Desa Model, bahwa ekonomi tumbuh dari sini, dari desa.
ADVERTISEMENT
Desa model?
Iya, kalau ada di desa, mungkin apa namanya, badan usaha milik desa tapi kali ini badan usaha milik masyarakat untuk konsep pembuktian sebagai pilot project, bahwa konsep ini bisa jalan atau tidak, saya akan lengkapi kerangka kerja logis. Misalnya, dari sekian sentra produksi di desa, atau antar desa, yang mungkin punya komoditas. Itu lahir dari desa itu.
Jadi, kemungkinan desa yang punya potensi menjadi sentra produksi sapi, kenapa tidak? Menjadi sentra sayuran, kenapa tidak? Menjadi sentra apa saja dan itu menjadi indikasi. Kalau itu terjadi, sekali lagi, harus diawali dengan pendekatan sosial yang matang.
Apa pun itu, itu nonsens kalau tidak melalui pendekatan sosial yang matang, butuh jumlah orang banyak untuk terlibat dan butuh waktu tidak sedikit. Bisa 6 bulan, bisa setahun, lalu dengan demikian mereka memahami dirinya miskin. Karena mustahil mengubah kalau mereka tidak tahu dirinya miskin.
ADVERTISEMENT
Bagaimana membuat mereka mengerti?
Itu fasilitasinya banyak, dengan membangun komunikasi, tudang sipulung, musyawarah, menciptakan persepsi, tentang keberadaan masyarakatnya. Bisa seperti itu, kita bangun dari situ.
Selama ini konsepnya, bahwa proyek dianggap proyeknya (orang luar) dimana masyarakat sebagai obyek. Masyarakat menerima saja sehingga tidak ada yang jadi. Coba kalau itu dibuat program, yang melahirkan proyek (atau kegiatan). Sehingga penerimaan proyek betul-betul bermanfaat.
Sebagai Caleg, apa yang jadi ciri pembeda anda?
Paling tidak, coba tanya teman (dia menyebut beberapa nama aktivis LSM di Makassar). Paling tidak begini, Insha Allah, dunia akhirat, selama hidupku sampai mati tidak akan mengubah diri sebagai idealis, saya orang keras dan tegas itu.
Saat ini ada pertarungan ide di tingkat parpol. Bahkan di dalam PAN, PAN saat ini oposisi di Pemerintahan. Jika anda sebagai alternatif di tingkat warga, ada strategi khusus untuk itu?
ADVERTISEMENT
Memang seperti itu setiap daerah dan masyarakatnya pasti berbeda keinginannya. Anggaplah bahwa semua masyarakat punya kepentingan, demikian pula Caleg, punya kepentingan, yang membedakan, kebanyakan Caleg ada niat tertentu. Katakalah begini, tidak sedikit yang dengan segala cara, dengan segala macam cara, dia harus lalukan untuk dikenal.
Inilah yang saya tidak suka, kenapa saya bertarung, saya mau membuktikan bahwa memang konsekuensinya untuk lolos harus dengan usaha maksimal. Harus punya biaya. Tapi untuk itu, dengan segala macam cara, saya berpikir realistis.
Contohnya begini, kalau masuk ke pengadilan, tidak ada yang orang berani mengatakan bahwa kamu salah tanpa ada dasarnya. Karena tidak mungkin terjadi sengketa kalau semua pihak tidak membawa kebenarannya.
Dan kebenaran harus dibiayai, difasilitasi, harus itu.
ADVERTISEMENT
Anda di daerah yang disebut Dapil Neraka Sulsel, Dapil 1, ada tanggapan?
Saya sudah petakan. Memang sih, di saya, saya, optimis, optimisme saya adalah berangkat dari sebuah metodologi. Saya juga mencoba membangun kepastian, dari sisi logika. Berdasarkan metodologi maka saya optimis.
(Sampai di sini, Sarjana Komunikasi jebolan Universitas Hasanuddin ini menyebut hasil survey DPP PAN, sekaligus memastikan bahwa PAN Dapil 1 akan ada minimal 1 orang masuk Senayan. Untuk Dapil I yang meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar, Satuhang Daeng Se’re mengusung tagline Insha Allah amanah dan anti lupa)
Tapi kan semua yang menentukan adalah ‘langit’. Kita buat perencanaan dan indikasi-indikasinya. Itu yang akan menjadi motivasi. Ini hasilmu, mungkin kita akan kaget, mungkin mereka yang hebat tapi salah satu caleg fenomemal itu saya.
ADVERTISEMENT
Ada target khusus melihat sebaran TPS?
(Dia menyebut angka 60 ribu suara sebagai target perolehan suara)
Memang tidak semua daerah yang saya akan raih, Gowa itu, dari rencana, target sekitar 30 ribu suara, dari 500 ribu lebih suara. Untuk saya, itu target realistis.
(Dia menyebut beberapa Dapil seperti Somba Opu, Parangloe dan Pattallassang hingga Pallangga dan Barombong)
Selain itu, dari saya juga punya hubungan lama dengan daerah seperti Dapil 3, Parigi, Tinggi Moncong, Tombolo Pao. Mereka merasa saya berjasa sama mereka, abbulosibatang, arus itu deras.
Tapi sekali lagi, saya tidak mau pasang target berlebihan seperti di Dapil 4, di Bungaya, Bontolembongang, Biringbulu, Tompobulu. Di masa lalu, selain keluarga, saya telah banyak menanam investasi di sana.
ADVERTISEMENT
Saya dasarnya pedagang, petani, LSM, developer, karakter saya, mirip karakter temanmu (katanya menyebut teman kerja LSM di Makassar).
Ada program khusus untuk Takalar? Pesisir Galesong?
Di Galesong pesisir saya mau, terus terang dari sisi bisnis, sudah jauh perencanaan untuk pembangunan cold storage.
Untuk itu tetap perlu pendekatan kemasyarakatan, saya mau membangun desa model nelayan yang luar biasa termasuk di dalamnya ada koperasi. Dan saya tidak main-main, mau menghidupkan tidak sekadar masyarakat Galesong, tetapi mewakili keluarga, berguna untuk keluarga, untuk Galesong umumnya dan kelautan dan perikanan.
Target suara dari Tiga Kecamatan di Galesong?
Di Galesong Utara 5000, Galesong 5000 dan Galesong Selatan 5000. Nanti kita lihat di akhir-akhir, untuk Galesong saya sudah ada tim di sana, tim paburitta, door to door. Mulai dari keluarga terdekat.
ADVERTISEMENT