1 Tahun Koster-Ace, Bandara Buleleng dan Taksi Online Lupakan Dulu

Konten Media Partner
5 September 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Gubernur Koster dan Cok Ace saat menyampSoaaikan pidato 1 tahun kepemimpinannya,
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Koster dan Cok Ace saat menyampSoaaikan pidato 1 tahun kepemimpinannya,
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - Satu tahun sudah Gubernur Wayan Koster bersama Cokorda Artha Ardhana Sukawati memimpin Bali. Sejumlah program dan proyek prestisius telah diluncurkan. Keberaniannya menolak reklamasi di Teluk Benoa dan menghentikan proyek di Pelindo Benoa layak diacungi jempol.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan itu dipaparkan tuntas dalam acara Pidato Gubernur Tahun Pertama Pencapaian Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru di Gedung Ksirarnawa,Taman Budaya, Denpasar, Kamis (5/9).
Lalu apa janji yang belum terealisasikan? Salah-satunya adalah soal pembangunan Bandara di Buleleng. Ia mengatakan memang tak bisa langsung fokus membangun bandara. "Aksesnya dulu kita bangun, makanya belum ada kabar sampai sekarang. Soalnya kita akan fokus ke Aksesnya dulu," jelasnya saat ditemui usai acara itu.
Koster menegaskan untuk persoalan dana dalam pembangunan Bandara tidak akan ada persoalan berarti, karena akan memakai dana APBN. "Bahkan saya jamin tidak akan ada defisit soal pembiayaan, saya pengalaman nyusun APBN," paparnya.
ADVERTISEMENT
Janji yang tidak kalah populer saat disampaikan pada masa kampanye adalah tentang penutupan taksi online yang akan dilakukan dirinya jika terpilih menjadi Gubernur. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan terkait hal tersebut.
Saat ditanya mengenai hal tersebut, Koster tampak enggan mengomentari lebih jauh perihal janji yang pernah ia sampaikan dahulu. "Belum bisa berkomentar (soal taksi online) nanti saja dulu kalau masalah itu," singkatnya.
Selain beberapa janji kampanye yang belum terealisasi, beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Koster bisa dibilang jauh dari sempurna. Contohnya seperti kebijakan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Gubernur Koster saat menerima pengunjuk rasa yang menolak taksi online di Bali (dok.kanalbali)
Gubernur mengakui kebijakan yang diambil tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai di lapangan belum berjalan maksimal. "Kita akui perjalanannya Di lapangan masih sedikit ada persoalan. Tapi kita jalan terus secara perlahan, penertiban juga akan dilakukan secara pelan pelan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kebijakan lainnya yang sampai saat ini masih ditunggu oleh banyak pihak adalah tentang program pembangunan pembangkit tenaga listrik berbasis gas di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng. Dalam pidato satu tahun kepemimpinannya, Koster menyampaikan kapasitas listrik yang akan keluarkan pada pembangkit listrik berbasis gas tersebut yakni 700 MW.
Koster menyampaikan proses pembangunan akan dilakukan pada tahun 2020 mendatang. "Tidak boleh batu bara. Pembangunan yang baru harus gas, yang lama yang masih berbasis Batubara kita akan tata kembali," jelasnya.
Menanggapi pidato itu, Plt DPD Partai Golkar Provinsi Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menegaskan, perlunya Gubernur fokus untuk terus melunaskan janji Politik pada saat masa kampanye dulu.
"Harus dilakukan percepatan realisasi itu (janji politik). sebab kalu tidak, janji yang belum bisa Di realisasikan akan menjadi dosa politikdan akan dihakimi pada saat pilkada nanti,," paparnya saat dihubungi Kanalbali hari ini (5/9).
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan oleh I Nyoman Sugawa Korry. Kader Golkar yang saat ini sedang duduk di kursi wakil pimpinan DPRD sementara Provinsi Bali, menyampaikan bahwa dirinya tidak puas dengan pencapaian Koster dalam satu tahun kepemimpinannya.
"Pencapaian yang dilakukan secara fisik sudah bisa dibuktikan, walaupun demikian kami sebagai fungsi legislatif tentu tidak puas sampai disana. Kami tetap akan mendorong, memberi masukan dan mengkritisi agar capaianya lebih baik lagi," jelasnya saat dijumpai terpisah di kantor DPRD Bali. (kanalbali/KR13)