30 Pelukis Muda Bali Ikuti Pameran Ekspresi Kemerdekaan

Konten Media Partner
14 Agustus 2019 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
                              Lukisan 'Berbagi Warna' karya Juni Antara (kanalbali/Dok.Panitia)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan 'Berbagi Warna' karya Juni Antara (kanalbali/Dok.Panitia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali - Pameran seni rupa bertema “Kemerdekaan Ekspresi Anak Muda Kekinian” digelar Pemprov Bali melalui Dinas Kebudayaan serangkaian perayaan HUT Kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
"Pameran akan dibuka hari ini di Gedung Kriya, Taman Budaya Bali. Pameran akan berlangsung hingga tanggal 23 Agustus 2019," kata Wayan Jengki Sunarta, salah-satu kurator pameran, Rabu (14/8).
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali,I Wayan Adnyana, pameran ini dirancang seturut upaya pemajuan kebudayaan Bali yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. "Karya-karya perupa muda perlu ditampilkan di hadapan publik dalam sebuah pameran sehingga dialektika berkesenian semakin menguat," tegasnya.
Pameran ini menggunakan sistem kurasi. Karya-karya peserta dikurasi oleh sebuah tim yang terdiri dari Dewa Putu Ardana, S.Sn., M.Sn. (Kepala Seksi Seni Rupa Dinas Kebudayaan Provinsi Bali), Wayan Jengki Sunarta (sastrawan dan penulis seni rupa), Made Kaek (perupa), Ema Sukarelawanto (jurnalis dan pengamat seni).
ADVERTISEMENT
Dari 42 peserta yang mengirimkan karya ke panitia, Tim Kurator memilih 30 peserta berdasarkan berbagai pertimbangan, di antaranya adalah visual karya, keunikan, keberagaman gaya/aliran dan teknik. Dalam pameran ini masing-masing peserta menampilkan dua karyanya.
Suasana pameran di Gedung Kirtya, Art Center, Denpasar (kanalbali/dok.Panitia)
“Meski mengandung kata ‘kemerdekaan’ dalam tematiknya, pameran ini tidaklah secara khusus mengangkat persoalan kemerdekaan Indonesia atau suasana revolusi yang mencekam. Kemerdekaan dalam konteks pameran ini lebih dimaknai sebagai kebebasan berekspresi,” ujar Jengki.
Lebih lanjut Jengki menjelaskan bahwa pameran ini menyuguhkan keberagaman karya dengan keunikannya masing-masing. Corak realis, misalnya, dengan sangat menonjol terlihat pada karya Deny Kurniawan, Kadek Sangging, Ni Nengah Mega Risna Dewi. Corak abstrak diwakili oleh karya Gede Oka Astawa, Kadek Darmanegara, Wayan Piki Suryesa, Made Rai Adi Irawan. Selain itu ada pula peserta yang menampilkan karya-karya bercorak figuratif, dekoratif, naif, dan bahkan surealis. Sebagian besar peserta menggunakan teknik modern, namun ada pula yang mengeksplorasi teknik tradisi seperti tampak pada karya Made Adi Satwika dan Satya Cipta.
'Life is All About Balance' karya I Kadek Novi (kanalbali/dok.Panitia)
“Hal menarik lainnya dari pameran ini adalah kehadiran perupa perempuan yang memberi warna tersendiri. Di tengah minimnya perupa perempuan dalam jagat seni rupa kita, maka kehadiran mereka patut diapresiasi dengan harapan semoga intensitas berkarya mereka semakin meningkat di masa-masa mendatang,” tutur Jengki.
ADVERTISEMENT
Salah satu karya perupa perempuan yang memikat perhatian adalah drawing berjudul “Exultations” karya Satya Cipta. Dengan kelenturan garis yang digores menggunakan tinta cina, dia menggambarkan pertarungan perempuan melawan laki-laki. Sosok perempuan berhasil menginjak kepala dan selangkangan si lelaki.
Di balik kelembutannya, perempuan memeram kekuatan maha dahsyat yang membuat lelaki tak berkutik. Karya ini adalah salah satu perwujudan wacana feminisme yang sedang trendy belakangan ini dan menjadi kegelisahan kreatif pelukisnya. (kanalbali/RLS)