4 Pengawas Meninggal Terkait Pemilu 2019

Konten Media Partner
20 Mei 2019 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
4 Anggota Bawaslu Bali (kanalbali/KAD)
zoom-in-whitePerbesar
4 Anggota Bawaslu Bali (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali.com - Pemilu 2019 boleh jadi adalah Pemilu paling mahal dibanding sebelumnya. Bahkan nyawa pun harus dikorbankan. Ini termasuk 4 personel lembaga pengawas Pemilu di bawah Bawaslu Bali.
ADVERTISEMENT
"Catatan terakhir yang meninggal ada 4 dan yang sakit ada (4) orang," kata I Ketut Rudia, Kordip Penyelesaian Sengketa Bawaslu Bali, di Kantor Bawaslu Bali, Denpasar, Bali, Senin (20/5) sore.
Dari data yang didapat, anggota Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) dan Pengawas Pemilihan Kelurahan atau Desa (PPKD) dan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) yang meninggal dunia ada 4 orang yakni I Nyoman Astaswa anggota PTPS di Denpasar meninggal dunia setelah mengawasi proses pungut hitung hingga pukul 03.00 dan meninggal dunia pada tanggal 20 April 2019.
Kemudian, Putu Sudiasa anggota PPKD di Kabupaten Buleleng, Bali, meninggal dunia juga pada tanggal 13 April 2019 yang lalu dan belum merinci secara pasti penyebab kematian. Selanjutnya, I Ketut Sucipta Astawa anggota PPKD di Kabupaten Badung, yang meninggal dunia saat menjalankan tugas pada tanggal 24 Februari 2019 di karenakan sesak nafas.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, I Gede Artana selaku Ketua Panwascam di Kabupaten Karangasem, akibat bertugas mengalami sakit ginjal dan menjalani perawatan cuci darah di Rumah Sakit. Kemudian, meningal dunia pada tanggal 12 Mei 2019.
Sementara, untuk anggota yang sakit ada 4 orang yakni I Ketut R. Putu Antara yang merupakan Ketua Panwascam Karangasem, mengalami kecelakaan lalu lintas dan luka sedang pada tanggal 22 Februari setelah menjalani tugas. Kemudian, Ni Nyoman Triswati anggota PTPS di Kabupaten Karangasem, mengalami keguguran kandungan akibat kelelahan.
Selanjutnya, Putu Widiada anggota Panwascam Kabupaten Gianyar, yang bersangkutan melakukan operasi pengangkatan ginjal, tanggal 14 Mei 209
setelah usai menjalani tugas Pemilu. Kemudian, yang terakhir I Ketut Warna anggota PTPS di Kabupaten Jembarana, yang mengalami sakit akibat kecelakaan
ADVERTISEMENT
pada tanggal 5 April 2019.
Rudia juga menjelaskan, untuk para anggota yang meninggal dunia dan juga sakit akan diberikan santunan oleh pemerintah. Namun, prosesnya akan dilakukan verifikasi terkait penyebab kematian dan sakit tersebut.
"Bahwa yang meninggal itu akan diberikan santunan Rp 36 juta. Tapi melalui proses verifikasi. Kita sudah (melakukan verifikasi). Kami sudah mengumpulkan para kepala sekretariat se Provinsi untuk menyampaikan persiapan verifikasi terhadap mereka yang meninggal dan yang sakit karena sakitnya itu akan diindetifikasi lagi," jelasnya.
Menurut Rudia, untuk yang sakit belum diketahui mendapatkan santunan berapa. Namun, pihaknya akan melakukan verifikasi agar mendapatkan santunan juga
"Kita juga berterima kasih kepada negara sudah memperhatikan para penyelenggara kita. Saya juga berharap Pemerintah Daerah memperhatikan jajaran kami juga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rudia, untuk santunan pihaknya berharap setelah lebaran Idhul Fitri sudah bisa diberikan kepada keluarga anggota yang meninggal dunia dan juga yang sakit. (kanalbali/KAD)