90 Persen Bahan Baku Obat di Indonesia Masih Impor
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
“Ini jadi masalah bersama. Kalau pemerintah mau bekerjasama dengan kita untuk menuju kesana, maka saya yakin hulu sampai hilir nanti bisa dikuasai penguasaha nasional,” ucap Ketua GPFI, Tito Kusnadi di sela acara pembukaan.
Sementara itu Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan kementerian kesehatan RI Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS. Mengatakan, di Indonesia memang sudah ada lebih dari 200 perusahaan yang bergerak di industri Farmasi.
“Tapi semua bergerak di sektor pembuatan obat atau formulasi. Sedangkan bahan bakunya 90 persen masih diimpor. Saat pandemi kita sempat mengalami kelangkaan obat karena embargo (bahan baku) obat, transportasi juga tidak dapat dilakukan," ujar Rizka.
Karena itu, menurut dia, untuk mewujudkan ketahanan farmasi harus mengembangkan industri bahan baku obat, paling tidak untuk memenuhi 10 molekul yang paling banyak digunakan di Indonesia. Ini juga agar pada masa pandemi tidak mengalami masalah kelangkaan.
ADVERTISEMENT
Untuk membangun industri itu juga tidak mudah karena perlu feasibility bahan baku kimia dasar, yaitu bahan baku untuk membuat bahan baku obat. Hal itu yang harus diupayakan kementerian perindustrian.
Selain itu Menurutnya bahan kimia dasar memiliki standar grade tertentu. "Ini juga yang jadi tantangan, bagaimana bahan baku yang diproduksi harus terserap industri formulasi karena untuk terserap ada syarat- syaratnya," ucap Rizka. (KanalBali/ROB)