Ada Kampanye Kotak Kosong di Badung, Pengamat: Indikasi Kekecewaan pada Politisi

Konten Media Partner
4 November 2020 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dukungan terhadap kotak kosong di pilkada Baung - IST
zoom-in-whitePerbesar
Dukungan terhadap kotak kosong di pilkada Baung - IST
ADVERTISEMENT
Pengamat politik Universitas Udayana, Bali, I Made Anom Wiranata menilai, munculnya spanduk kampanye kotak kosong dan suara-suara mendukungnya di Facebook terkait Pilkada Badung mengindikasikan kekecewaan atas keberadaan calon tunggal.
ADVERTISEMENT
"Kalau melihat kekuatannya nanti saat pencoblosan, kalau kotak kosong melebihi suara dari pasangan yang ada, ya berarti memang ada ketidapuasan bahkan ketidakpercayaan yang cukup besar," kata Anom, saat dikonfirmasi, Rabu (4/11).
Anom menuturkan, secara sistem Pemilu, keberadaan calon tunggal sejatinya tak menjadi persoalan. Namun, jika disandarkan pada prinsip demokrasi dalam sistem Pemilu, keberadaan calon tunggal, lanjut dia, masih jauh dari kata demokrasi yang seutuhnya.
"Karena makna demokrasi dalam pemilu itu kan pemiihan yang kompetitif, terus kalau calonnya hanya satu dimana kompetitifnya Apakah itu bisa dikatakan demokrasi? jawaban saya tidak, karena tidak ada kompetesi yang kompttitif disana," ujarnya.
Indikasi lain dengan adanya spanduk kampanye kotak kosong di Pilkada Badung, lanjut Anom, bisa saja sebagai kritik pada sistem partai politik di Badung yang apatis dan tak mau mengusung calon dalam Pilkada.
ADVERTISEMENT
"Tidak mungkin ada pemerintahan yang bisa memuaskan semua golongan, makanya partai-partai diluar pemerintahan di Badung itu harusnya mereka mencalonkan pemimpin, mau berapapun meraka dapat suara itu tak menjadi persoalan. Karena mereka punya konstituen, dan konstituen mereka itu kan bisa saja tak puas dengan pemerintah," jelasnya.
Sementara Calon Wakil Bupati Kabupaten Badung, I Ketut Suiasa - ACH
Lebih jauh, Anom menyayangkan sikap partai politik diluar pemerintah di Kabupaten Badung yang selama ini minim sekali melayangkam kritik. Padahal, jika berkaca pada sejumlah program yang dijalankan oleh Giri-Asa selama satu periode pemerintahan berjalan, banyak hal yang mestinya diperhatikan oleh oposisi dan bisa dijadikan alasan untuk mengusung calon.
"Contohnya, ada banyak kritik yang disampaikan oleh masyarakat yang ditunjuukan oleh mereka yang tidak berpartai, seperti bantuan material yang jor-joran, terus kurangnya unsur peberdayaan dan lainnya, itu kan harusnya partai yang dibicara karena ada wakilnya di DPRD. Tapi malah cenderung diam," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Calon Wakil Bupati Kabupaten Badung, I Ketut Suiasa mengaku tak mempermasalahkan beredarnya sejumlah spanduk kampenye kotak. Namun, ia meminta masyarakat untuk berpikir asas manfaat jika hendak memilih kolom kosong dalam Pilkada Badung 2020.
"Kalau memilih pasangan calon Giri-Asa kan sudah jelas asas manfaatnya ada di visi misi," kata Suiasa saat ditemui saat Rakorda Demokrat Bali di Hotel Inna Bali Heritage Denpasar, Selasa (3/11).
"Dalam demokrasi kita tidak cukup melakukan pilihan politik, tidak cukup kita menghormati hak politik saja, tetapi itulah sebuah pilihan dan keputusan. Yang penting adalah setiap putusan dan pilihan itu harus ada asas manfaatnya, tidak ada orang melakukan pilihan tidak mencari asas manfaatnya," ujarnya. ( kanalbali/ACH )
ADVERTISEMENT