Ajak Lebih Hargai Air, Koster Sebut Perlu Perubahan Mindset Warga dan Pemda

Konten Media Partner
3 Agustus 2023 13:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster.  Foto: Pemprov Bali
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BADUNG, kanalbali.com - Gubernur Bali, Wayan Koster memberikan masukan agar para kepala Pemerintah Daerah (Pemda) baik eksekutif maupun legislatif harus mengubah mindset atau pola pikir masyarakat bahwa air itu harus dibeli bukan pemberian alam secara langsung.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut, dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Workshop Eksekutif dan Legislatif dalam Pengembangan Program Air Minum di Perkotaan, National Urban Water Supply Projects (NUWSP), di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis (3/8).
"Saya, ingin memberikan masukan salah satu yang harus kita rubah itu adalah mindset pemerintah daerah dan mindset masyarakat sendiri," kata Koster.
"Masyarakat itu cenderung memandang bahwa air adalah pemberian alam sehingga PDAM sedikit saja menaikan tarif air, ribut. Tapi kalau beli pulsa sebulan dengan harga Rp 200 ribu itu tidak pernah mikir beratnya bagaimana. Tapi begitu air naik Rp 10 ribu saja ribut," imbuhnya.
Mindset seperti itu harus dirubah dengan cara mengedukasi masyarakat. Karena, air adalah kebutuhan dasar lebih dasar dari kebutuhan alat komunikasi.
ADVERTISEMENT
"Ini harus kita rubah mindsetnya, dilakukan edukasi bahwa air itu kebutuhan dasar, lebih dasar daripada alat komunikasi, lebih vital dari pada alat komunikasi. Jadi karena itu kita harus menghargai air ini," katanya.
Gubernur Koster, juga menyatakan bahwa pihaknya akan memberlakukan kebijakan pembatasan pengambilan air bawah tanah. Dan air yang akan digunakan semuanya adalah bersumber dari air permukaan atau dari hulu ke hilirnya.
"Kami tarik dan sampai sekarang, mengembangkan program sumber air dengan bendungan yang cukup dibantu oleh Bapak Menteri PU (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) yaitu Bendungan Sidan, Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng yang cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak saja untuk air minum tetapi juga untuk pengairan irigasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi oleh karena itu, saya kira di forum workshop ini sangat penting dibahas sejumlah isu krusial yang riil yang harus kita hadapi dan diselesaikan dan tidak boleh kita biarkan berlama-lama," lanjutnya.
Gubernur Koster kembali menegaskan, bahwa masyarakat yang memandang bahwa air itu pemberian alam harus dirubah mindsetnya. Karena, untuk mendapatkan air itu harus beli karena memang perlu biaya.
"Masyarakat yang memandang air itu pemberian, itu saya kira itu harus diubah. Air itu harus dibayar, harus dibeli karena untuk sampai ke rumah itu perlu biaya untuk pengembangan pipa dan sarana prasarananya," ujarnya.
Gubernur Koster, juga meminta kepada kepala daerah baik eksekutif dan legislatif itu harus menempatkan posisi air dalam pengembangannya dan tidak perlu takut tidak terpilih lagi oleh masyarakat. Daripada membiarkan kebiasaan buruk di masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Tidak perlu takut karena nanti tidak terpilih, tapi kita membiarkan kebiasaan buruk yang ada di tengah masyarakat. Kalau saya tidak pikir (mau terpilih lagi atau tidak). Kita harus mengedukasi masyarakat dengan benar. Apa yang mesti dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan, itu saya kira harus diberikan kepada masyarakat," ujarnya.
Pihaknya juga menyatakan, bahwa saat dirinya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR) RI di saat ada di Bandan Anggaran (Banggar) sampai memutihkan utang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) karena rugi terus.
"Jadi jangan pula mau enak menggunakan air, kita yang diributin terus, kan begitu sekarang. PDAM yang punya utang di APBN berapa, waktu saya di badan anggaran sampai harus memutihkan utang PDAM, karena rugi terus," katanya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang di Bali, PDAM sudah mulai sehat di Buleleng itu sangat sehat untung dia. Sudah sangat memberikan pendapatan daerah bahkan. Jadi ini harus dipolakan secara menyeluruh. Kami di Bali akan menjaga ini dari hulu sampai hilir dan agar masyarakat makin bijak menggunakan air," ujarnya. (kanalbali/KAD)