Aksi di Bali, Mahasiswa Papua Desak Pembebasan 7 Kawannya di Jakarta

Konten Media Partner
6 September 2019 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi di Bali, Mahasiswa Papua Desak Pembebasan 7 Kawannya di Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA) Bali kembali menggelar aksi damai di Bundaran Renon, Denpasar, Bali, Jumat (6/9). Mereka mengecam tindakan rasialisme dan minta teman-temannya yang ditangkap di Jakarta dibebaskan.
ADVERTISEMENT
"Hari ini kami turun ke jalan lagi karena untuk menyingkapi 7 orang kawan kami berasal dari Papua dan satu orang kawan Indonesia Surya Anta Ginting ditahan pihak kepolisian di Polda Metro Jaya," kata Joice Uropdana selaku Juru Bicara Aksi damai mahasiswa Papua, Jumat (6/9).
Dalam aksinya para Mahasiswa Papua juga membawa poster dan spanduk yang bertuliskan,"Bebaskan Kawan-kawan Kami Tanpa Syarat", Kemudian, "Tarik Seluruh Militer dari Tanah Papua," serta "Hentikan Pemblokiran dan Buka Akses Jaringan Internet di Papua,".
"Kami meminta kebebasan kepada mereka tanpa syarat apapun. Kami melihat di sini aksi diskriminasi tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang mengatakan Kami monyet," ujarnya
"Tapi diskriminasi dalam tindakan hukum juga dilakukan oleh pihak kepolisian Indonesia, dengan gampang menetapkan tersangka kepada ke-8 kawan kami, " sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Joice tidakan tersebut adalah diskriminasi yang dilakukan penegakan hukum Pemerintah Indonesia melalui kepolisian. Sedangkan untuk kasus yang menjadi api yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, malah sangat lama ditetapkan menjadi tersangka.
"Itu kenapa harus membutuhkan waktu lama hingga dua minggu untuk menetapkan tersangka. Tetapi kawan-kawan kami dengan gampang dengan tuduhan makar ditetapkan sebagai tersangka, itu yang menjadi dasar kami turun lagi," jelasnya.
Selain itu, dalam aksi mahasiswa Papua di Bali juga menyatakan sikap. Pertama ialah hentikan diskriminasi rasial dan refresifitas oleh militer dan Organisasi Masyarakat (Ormas) reaksioner terhadap mahasiswa dan rakyat Bangsa Papua secara umum.
Kemudian, kedua berikan kebebasan bagi bangsa West Papua untuk menentukan nasibnya sendiri atau referendum sebagai alternatif untuk bebas dari rasisme, pelanggaran Ham dan seluruh penindasan diatas Tanah Papua. Ketiga, Tarik militer organik dan non organik dari seluruh Tanah Papua.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ke empat, hentikan pemblokiran dan buka akses internet Papua, ke lima buka akses bagi jurnalis lokal, nasional dan internasional untuk masuk dan meliput di Papua. Kemudian, ke enam ialah usut tuntas dan adili pelaku penembakan yang mengakibatkan 8 orang meninggal dunia di Deiyai Papua, dan ke tujuh bebaskan tanpa syarat 6 kawan kami yang ditangkap di Jakarta dan ke delapan, hentikan pembungkaman ruang demokrasi. (kanalbali/KAD)